Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Takdir dan Pak Hoak

Sejak sekolah dasar kita diajarkan bahwa takdir itu ada dua. Takdir yang bisa diubah dan takdir yang tidak bisa diubah. Takdir yang bisa diubah bisa diusahakan dan dikuatkan dengan doa. Takdir yang tidak bisa diubah seperti kematian, kelahiran, dan rejeki. Mengenai takdir, ini menarik. Takdir terungkap diujung usaha bukan. Kita diminta berusaha semampu kita hingga takdir terungkap. jadi, takdir itu harus dijemput. Mengenai takdir, mungkin sudah takdir bahwa skenario ini akan terjadi. Menarik, karena dampaknya tak akan disangka akan sebegitu besar. Mengenai kejadian, di kota Jakarta, mengenai seorang gubernur, sebut saja namanya bapak Hoak. Sudah jadi rahasia publik bahwa pejabat yang satu ini memang membawa perubahan yang dirasa positif bagi rakyatnya. Sehingga, keburukannya pun tertutupi oleh hal-hal baik yang dilakukannya. Ini permasalahan akhlak. Seperti yang diketahui banyak orang, bahwa bapak yang satu ini dikenal dengan gaya bicaranya yang to the point bahkan  cender...

Anggap aja seperti kent** 😷

Mungkin kalian sudah sering mendengar tentang kisah teladan ini. Dikisahkan ada seorang bapak dan anak yang menaiki seekor unta. Kemudian di tengah perjalanan seseorang berkata. " Itu gak kasian apa ya, unta sekecil itu dinaikin dua orang. " Sang ayah yang mendengar komentar itu lalu turun dari unta. Dia berpikir, dengan begitu dia akan mengurangi beban unta. Sehingga hanya sang anak yang menaiki unta dan sang ayah menuntunnya. Kemudian mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan. Ditengah perjalanan, seseorang berkata, "Anak macam apa itu? Masa ayahnya yang sudah tua disuruh berjalan menuntun unta." Mendengar komentar itu, sang ayah kemudian meminta anaknya untuk turun dan bertukar posisi dengannya. Sehingga sekarang sang ayah menaiki unta dan sang anak yang berjalan menuntun unta. Kemudian di tengah perjalanan, seseorang berkata, "Astaga, ayah macam apa itu yang tega meminta anak sekecil itu untuk berjalan sedangkan dia sendiri enak enakan naik unt...

The reflection of life

Have you ever imagined how was your life before you was born? We were alive about 5 months inside our mother's tummy. In our mother's womb we were alive for the very first step of life. At the time, do we able to imagine how the world is? And, after we were born in the world absolutely we also forgot the feeling of being alive in mother's womb. What about 5 months ( why 5 months not 9 months? Because Allah writes our complete fate of our word life in the 4th month. Moreover, Allah gives us the soul) we were alive in form of fetus. 5 months is so fast right? So does, our life in this world is so fast. Because we never knew where we should go to the next step of life. Well, live in this wolrd is the second step of our life. We also can not imagine how and when our life will end in this world. After we die, where will we go? Is it really the end of our life? Yes, it is the end of our life in the world but no, it is not the really end of our life. We just go to the next st...

Nona, sibuk apa sekarang?

Kamu mungkin mengira aku sosok yang berbeda. Tapi, aku masih sama. Tapi, aku tidak menyangkal adanya perubahan. Yah, time flies and people change. We grow older. We past our time with different people and circumtances. Ya, sudah pasti ada yang berubah untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitar, menyesuaikan dengan usia yang setiap detik semakin tua. Setelah menempuh hidup baru dan menjalani masa masa menjadi seorang istri pemikiranku tanpa bisa aku cegah berubah sedikit demi sedikit.  Kupikir, dulu membayangkan setelah menikah aku akan sangat senang jika aku bisa melakukan perjalanan ke berbagai tempat bersamanya. Tapi, sekarang setelah benar benar merasakan hidup bersamanya, aku tak begitu menginginkan itu. Cukup bersamanya meskipun cuma jalan ke taman atau menghabiskan waktu di rumah membaca buku, itu sudah sangat menyenangkan. Kamu mungkin mengira aku gombal, seperti yang aku pikirkan dulu. Masa sih bisa gitu? Sekarang, aku merasakannya sendiri. Aku lebih melupakan keing...

Hiu dan Nelayan 2

Saya pernah menceritkan tentang kisah seorang nelayan yang memasukkan ikan hiu kecil dalam bak tangkapan ikannya. Tujuannya bukan untuk memberi kesenangan berlimpah pada ikan hiu dengan memberinya ikan. Melainkan, agar ikan tangkapan itu tetap hidup dan segar ketika sampai di daratan. Kenapa justru ikan tangkapan itu bisa tetap hidup meskipun nelayan sengaja meletakkan bahaya dimakan ikan hiu dalam baknya? Karena, di dalam bak itu ikan ikan akan terus berjuang berlari dari kejaran hiu. Justru bahaya itu yang menyebabkan ikan ikan tetap hidup. Nelayan itu sengaja meletakkan hiu di dalam bak tangkapannya karena ia melihat sebelumnya, ikan hasil tangkapannya selalu dalam kondisi tidak segar bahkan mati ketika sampai di daratan. Ikan hiu tersebut ibarat masalah. Dan ikan ikan tangkapan itu adalah kita. Kita tidak akan bisa hidup dengan baik kalau sepanjang hidup kita tidak ada masalah yang membuat kita berjuang, berusaha dan berpikir. Sebesar apapun masalahmu, jangan pernah menyerah...

Seri : Menunggu

Empat ratus lima puluh kilometer lebih, Seratus hari, Jarak dan waktu bisa mengubah segalanya. Semua bisa terjadi. Begitu juga, hati bisa goyah karena jarak dan waktu.  Beruntung kita sudah terbiasa dengan jarak dan waktu. Maka, menjelang hari-hari menunggu hari besar itu pun terasa biasa saja. Memilih untuk tetap merahasiakan semuanya sebelum acara akbar itu terjadi adalah pilihan yang tepat. Seperti yang aku bilang, segalanya bisa terjadi. Hati bisa goyah. Keputusan bisa berubah. Jika sudah terkabar kepada manusia maka akan makin sulit hati ini menangani reaksi mereka. Maka merahasiakan kepada makhluk bumi adalah tepat.  Hanya kepada Allah saja, aku mungkin juga kamu berdoa untuk mewujudkan rencana itu. Jakarta, 2 September 2016

Tidak Terdefinisi

Telah lama tak bersua dalam tulisan. Aku begitu rindunya untuk menuangkan segala gegap gempita kehidupan baru yang aku jalani sekarang. Tapi, tak seperti yang diharapkan untuk membagi pengalaman dan pikiran yang sudah lama tersimpan. Cerita demi cerita tersimpan dalam kenangan yang bisa jadi akan dilupakan. Menyimpan dalam tulisan, seperti dahulu kala adalah suatu pelarian yang menghibur, namun terlalu banyak cerita yang terlewat, hingga aku tak tau harus mulai dari mana cerita ini. Wahai rumah kedua yang telah lama ditinggalkan. Sekiranya, aku mampu mengatasi semua waktu maka, aku ingin sekali membagi setiap cerita. Baiklah, selamat datang kembali menulis. Jakarta, 24 Agustus 2016

Seri : Pertemuan

Prolog Dalam beberapa saat rasanya jantung ini mau melompat. Detak jantung terlalu kencang. Kabar kedatanganmu sudah terdengar dari seminggu yang lalu. Namun, tak disangka rasanya akan sebegini susah dijelaskan. Kita tak begitu banyak bertemu. Tapi kau datang layaknya pria sejati. Jika kau ingin memiliki haruslah dengan cara yang tepat sesuai yang diperintahkan Allah dan nabimu. Tak kusangka, kedatanganmu kala itu membuatku tak bisa menangani sikapku. Otak dan tingkah laku tidak singkron. Mau bikin teh di dapur, tapi kaki ini justru melangkah ke kamar. Kacau! Dari dalam kucuri dengar tentang percakapan ibundamu. Pikiranku tak berhenti menebak-nebak, menumbuhkan harapan yang tidak-tidak. Ketika kau dan ibundamu beranjak pamit. Tak sengaja kita bertemu pandang. Meski hanya sedetik dua detik tapi jantung ini kembali berdetak tak beraturan. Tak biasanya kita bertemu dalam situasi yang seperti ini. Jakarta, 6 Mei 2016

Kisah Si Saki : Saki Si Berandal

Aku ingin menceritakan sebuah kisah. Kisah ini tentang kisah masa kecilku dulu. Tidak banyak yang kuingat. Tapi, dari sedikit yang kuingat itu ingin kuceritakan. Namaku Saki. Nama yang unik menurut teman-temanku. Saki, dalam bahasa Jepang berarti blossom atau mekar. Mungkin orang tuaku berharap aku akan jadi wanita yang cantik seperti bunga yang bermekaran di musim semi. Atau malah 'mekar' dalam arti mengembang atau membesar. Tapi, untungnya tubuhku tidak mekar. Setidaknya ketika aku masih kecil. Saat SD aku begitu kurus, dan sangat sangat laki-laki. Ayahku menginginkan anak laki-laki. Tapi, belum juga datang anak laki-laki yang diidamkan. Yang seharusnya menjadi adikku, telah gugur sebelum dia melihat indahnya dunia. Tiga kali, aku gagal memiliki adik. Oleh karena itu, ayahku selalu memotong rambutku pendek. Setelah aku pikir, bukan itu yang membuatku jadi bersifat kelaki-lakian. Begini ceritanya, Hari itu sangat cerah, aku bersiap untuk masuk sekolah dasar di hari perta...

TENTANG KOTA JAKARTA

Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat. Kurang lebih 2 bulan, saya tinggal di Jakarta. Tepatnya di kota Jakarta Timur. Sebelum benar-benar tinggal di kota ini, saya membayangkan bagaimana rasanya jika benar saya tinggal di kota yang sesak ini. Berbagai pikiran buruk tentang kota ini menjejali kepalaku. Hal itu membangunkan ketakutan ketakutan akan kota ini. Yah, tapi karena takdirku harus tinggal disini ngikutin belahan hati saya, (cie), jadi akhirnya disinilah sekarang. Tinggal di sebuah kontrakan kecil  bersama suami saya. Membahas mengenai kota Jakarta, well saya tidak bisa berbicara banyak , karena saya belum jalan-jalan ke banyak tempat. Jadi belum banyak yang saya temukan. Pertama : tentang lalu lintas di jalan raya. Lalu lintasnya parah, lampu lalu lintas kayak pajangan aja. Jadi, agak takut kalau misalnya nyebrang di zebra cross. Kedua : Penjual di pasar banyakan ngomong bahasa Jawa. Jadinya, kalau belanja di pasar, kayak di rumah sendiri. Penjual sayur ngomong...

KYAI dan SI LIBERAL

Cerita ini saya dapat dari salah satu grup Whatsapp yang saya ikuti. Sayang aja kalau tidak dicatat. Kisah tentang seorang islam liberal. Sebelumnya liberal itu apa? Gampangnya, orang yang berpaham islam liberal itu menganggap bahwa semua agama itu sama. Sama-sama baik. Sama-sama bisa memberi jalan keselamatan kelak. Padahal, jelas setiap agama itu beda. Meskipun, semuanya mengajarkan kebaikan. Tapi hal yang paling krusial saja beda, yaitu Tuhannya beda. Kita sebagai orang islam, harus percaya bahwa meskipun semua agama itu tidak ada yang tidak mengajarkan kebaikan, tapi islam adalah agama Allah dan agama terbaik yang bisa membawa kita ke surga kelak.(Insyaallah). ===== DIALOG SI LIBERAL DAN KYAI Liberal  : Ki, ada orang baek banget, anti korupsi, bangun mesjid, rajin sedekah sampe hidupnya sendiri dikorbanin buat nolongin orang banyak, trus meninggal dan dia bukan muslim, masuk mana? Kyai : Neraka Liberal : Lah ? Kan dia orang baik. Kenapa masuk neraka? Kyai : Kar...

Kisah Pak Bijak (Harta Titipan)

Aku akan menceritakan sebuah kisah. Kisah yang mungkin sudah sering kalian dengar atau pernah kalian baca. Tapi, aku ingin menceritkakan kembali dalam catatan ini. Suatu hari, sebut saja namanya Pak Bijak sedang dalam perjalanan pulang seusai bekerja di kantor. Hari itu, dengan raut muka yang cerah, Pak Bijak mengendarai sepeda motor butunya. Ketika dalam perjalanan, dia sudah membayangkan rencana besar untuk membahagiakan istrinya. Dia berencana ingin membelikan sebuah mobil baru, karena hari itu Pak Bijak mendapat Tunjangan Akhir Tahun dari kantornya sebesar 200 juta. Dia sudah membayangkan, dengan uang segitu dia akan membelikan sebuah mobil yang sudah lama dia dan istrinya rencanakan. Ketika perjalanan pulang, tiba-tiba dia menerima sms dari saudaranya dikampung. Begini nih bunyi smsnya : Assalamualaikum mas. Mas ada simpanan uang gak? Ternyata almarhum bapak sebelum meninggal punya hutang yang belum terbayar sebesar 80 juta. Kalau mas ada simpanan minta tolong bantuannya ...

Jika Kelak Anaku Bertanya Tentang 'Merokok' :D

Suatu ketika di perjalanan menuju lamongan, diputarlah ceramah seorang ustadz yang berbicara mengenai rokok. Well, disini ada yang suka merokok? Kita semua paham bahwa rokok ada plus minusnya. Tak mungkin juga kita mau melarang penjualan rokok di Indonesia ini. Nanti, ada suatu daerah yang notabene penghasil tembakau di Indonesia, akan melakukan protes besar besaran jika rokok dilarang. Jadi, baiklah yang sekarang merokok kita biarkan saja, mereka tau bahwa merokok itu sangat merugikan bagi kesehatan dan kantong penggunanya, tapi kalau sudah kecanduan semua peringatan tak akan mempan. Aku kelak jika mempunya anak, tentu aku akan melarang anak-anakku untuk merokok. Jika mereka tanya aku akan bercerita seperti ini. Anaku : Umi, kata temen-temenku aku orangnya cemen. Aku : lho kenapa mereka bilang begitu sayang? (sambil mengernyitkan dahi dan memeluk anakku) Anaku : soalnya, aku gak berani nyobain rokok. Kata mereka merokok itu tidak haram, jadi gak akan dosa kalau merokok....

Ocehan di Awal Tahun 2016

SELAMAT DATANG 2016 !! Assalamualaikum Wr. Wb. Sudah lama sekali tidak menyentuh laman ini. Ada banyak hal yang telah berubah. Ada banyak hal terlewati sudah. Banyak kenangan, banyak cerita, dan sayang sekali aku tak bisa mengabadikannya semua kenangan itu dalam tulisan. Aku tak banyak menulis tahun lalu, dan itu sesungguhnya membuatku merasa buruk. Well, banyak hal telah terjadi, terutama peristiwa besar diujung tahun 2015. Ada yang tau? GUE UDAH ENGGAK JOMBLO LAGI ! (kudu ngakak ketawa atau nangis nih....) Jujur, campur aduk rasanya itu pasti. Dibilang kalau aku menikah terlalu dini sih kayaknya secara umur kagak. Tapi, secara kelakuan mungkin hampir 99 % temen -temen ku shock kalau akhirnya aku bakalan melengkapin separuh din ini cepet banget. Yaaah, mau gimana lagi? Kata orang tua sih, kalau udah ada yang ketuk pintu, dan kira-kira solih dan cukup enak digandeng kemana-mana (haha) gak baik nolak. (ngakak). Tapi yang terpenting adalah istikharah minta petunjuk, dan ...