Seri : Pertemuan

Prolog

Dalam beberapa saat rasanya jantung ini mau melompat. Detak jantung terlalu kencang. Kabar kedatanganmu sudah terdengar dari seminggu yang lalu. Namun, tak disangka rasanya akan sebegini susah dijelaskan.

Kita tak begitu banyak bertemu. Tapi kau datang layaknya pria sejati. Jika kau ingin memiliki haruslah dengan cara yang tepat sesuai yang diperintahkan Allah dan nabimu.
Tak kusangka, kedatanganmu kala itu membuatku tak bisa menangani sikapku. Otak dan tingkah laku tidak singkron.

Mau bikin teh di dapur, tapi kaki ini justru melangkah ke kamar. Kacau!
Dari dalam kucuri dengar tentang percakapan ibundamu. Pikiranku tak berhenti menebak-nebak, menumbuhkan harapan yang tidak-tidak.

Ketika kau dan ibundamu beranjak pamit. Tak sengaja kita bertemu pandang. Meski hanya sedetik dua detik tapi jantung ini kembali berdetak tak beraturan. Tak biasanya kita bertemu dalam situasi yang seperti ini.


Jakarta, 6 Mei 2016

Komentar

Postingan Populer