Sebuah Tanya


Akhirnya semua akan tiba
Pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan-pelan
Di lembah kasih, lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap kau
Dekaplah lebih mesra, lebih dekat
Lampu-lampu berkelipan di Jakarta yang sepi
Kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya
Kau dan aku berbicara
Tanpa kata, tanpa suara
Ketika malam yang basah menyelimuti Jakarta kita
Apakah kau masih akan berkata
Kudengar derap jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta
Hari pun menjadi malam
Kulihat semuanya menjadi suram
Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
Dalam bahasa yang kita tidak mengerti
Seperti kabut pagi itu
Manisku, aku akan jalan terus
Membawa kenang-kenangan dan harapan-harapan
Bersama hidup yang begitu biru

Jakarta, Selasa, 1 April 1969
oleh Soe Hok Gie


Aku sangat menyukai puisi ini. Entahlah, mungkin aku yang tak tau bagaimana mengapresiasi sebuah karya sastra, jadi ibaratnya..semua puisi aku bilang bagus dan aku menyukainya. Aku sendiri belum pernah membaca buku beliau. Tentang Soe Hok Gie. Tapi, yang aku tau, beliau adalah seorang aktivis yang ikut turun ke jalan, berjuang menggulingkan tirani Soeharto, kritikannya tajam menusuk rezim Orde Baru....

dan yang "paling" dari beliau..Beliau punya cerita pendakian...

Kau tau? Bahwa aku selalu ingin mendaki gunung....

Keinginanku yang terbesar...adalah MENDAKI GUNUNG SEMERU...

ambarawa 5:34 pm

Komentar

Postingan Populer