Buku setebal 288 halaman terbitan Gramedia tahun 2006 ini kedua kalinya gue baca. Awal baca salah satu karya TERE LIYE ini, dulu sekali pas kira-kira aku masih SMP. Maklum, dari dulu gue emang gadis perpus banget lah (info kagak penting). Nah, dulu belum ngerti bener siapa itu Tere Liye. Nah, pas kemarin liat-liat di perpus, gue liat buku itu. Nah, gue udah baca tuh buku, gue inget banget. Tapi lupa ceritanya, dan ternyata itu karya TERE LIYE. Jenis novel itu adalah metropop. Jarang-jarang kan tere liye nulis jenis Metropop. Jadi gue baca lagi dan ternyata bagus. Meskipun buku ini adalah jenis metropop, dari dulu Tere Liye emang udah punya ciri khas. Meskipun di buku berjenis Metropop, itu pun masih Tere Liye banget. Dan ini buku yang gue sebut sebagai metropop sopan. Kenapa, yaa meskipun metropop, yang menceritakan tentang berbagai lika-liku permasalahan orang-orang metropolitan dengan segala life stylenya, bagi orang desa nan sederhana kayak gue, life s...
Sesungguhnya ada banyak tempat yang telah aku kunjungi selepas aku mengepos dalam label jalan-jalan yang terakhir. Akan tetapi, tak sempat aku mengabadikannya dalam tulisan. Tapi, selagi aku sempet aku akan mengabadikannya. Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Minggu tanggal, 15 Desember 2013, aku beserta satu tim kkn sadeng jalan jalan ke Magelang. Bukan ke borobudur, atau bukan ke candi mendut, atau bukan ke kia langgeng. Tapi, ke sungai. Ngapain? Bukan mau mancing, bukan mau berenang, bukan mau nyuci karpet, bukan mau jeguran (mandi sambil main air), bukan pula mau buang sampah *eh, tapi kita berpetualang di sungai. Petualangan yang seperti apakah itu? :D *** Arung jeram atau istilah kerennya itu rafting. Menurut sumber yang aku baca, arung jeram sebenarnya sudah ada sejak dulu. Tau sendiri kan kalau di Indonesia negara yang kebanyakan airnya. Termasuk sungai-sungai, contohnya di Kalimantan sungainya banyak, nah sejak dulu aktifitas persungaian melintasi sungai itu telah d...
Unnes Konservasi Untuk mendukung upaya unnes menjadi sebuah universitas konservasi maka unnes memberlakukan transportasi hijau. Jadi, di dalam kampus itu gak boleh berkeliaran sembarang kendaraan, karena parkirnya terpusat di lima titik (kalau gak salah). Yang boleh berkeliaran di kampus cuma mobil-mobil tertentu saja, seperti bus unnes, transportasi pembersih (pengangkut sampah), transportasi galon, dsb, intinya cuma mobil tertentu aja yang bisa masuk. Sejak diberlakukannya transportasi hijau itu, saya menemukan hobi baru yang aneh. Yaitu hobi naik bus unnes. Well,, bus unnes memang diperuntukkan (utamanya) adalah untuk dosen-dosen atau orang-orang tua (red : non mahasisawa) yang harus ngajar di FT sementara dia parkirnya di parkiran pusat, atau bagi dosen fbs yang mau ngajar di FIK (emang ada ya? ). Ya, intinya adalah diperuntukkan untuk dosen, yang nota bene tidak muda lagi dan kasian kalau jalan jauh kan capek. Tapi, juga tidak menutup kemungkinan buat mahasiswa juga sih.. ...
wow
BalasHapuswaw????berarti apa ni????
Hapus