Rejeki yang tersembunyi

sumber : google
Rejeki itu bisa berupa apa saja. Diberi tetangga dan teman yang baik. Diberi kemudahan dalam urusan. Diberi kenikmatan tidur dan makan. Diberi bantuan tiba tiba ketika kita sangat membutuhkan. Itu semua rejeki menurut saya.

Pernah baca dan kembali mengulang ceramah Ustad Salim A Fillah tentang rejeki. Rejeki itu bukan dari gaji. Gaji besar belum tentu itu adalah rejeki kita. 

Seorang pengusaha dengan omset ratusan juta rupiah per bulan. Dia mampu beli kasur termahal dan ternyaman di dunia, tapi dia hanya bisa tidur di lantai dengan alas tiker buatan Muntilan. Dia diundang ke berbagai kota disewakan hotel yang mahal dan nyaman namun ketika tidur, ia membuka tas ranselnya dan mengeluarkan tiker lipet yang selalu dia bawa. Digelarlah tiker itu di lantai, dan tidurlah ia dengan lelap.Ya begitulah, rejekinya memang begitu. 

Ada juga seseorang yang kaya raya bisa beli makanan apapun yang mahal dengan hartanya. Namun dia tidak bisa menikmatinya. Kenapa? 

"Awas pak kolestrol. Awas pak nanti darahnya naik." 

Rejekinya hanya bisa makan sayur dan bubur sederhana saja. Padahal dulu sebelum punya harta, ia tidak bisa makan makanan enak karena tidak mampu membeli, Namun ketika sekarang mampu beli, dia tetap bisa menikmatinya. Ya begitulah, rejekinya memang begitu.

Ada juga seorang ustad yang kerjaannya jadi imam di komplek. Jamaah yang diimaminya kebanyakan punya mobil. Dia sendiri yang tidak memiliki mobil, namun ketika dia membutuhkan mobil selalu ada yang meminjami. 

Begitulah, rejeki itu terserah Allah. Dia akan mendatangkannya dari arah yang tak disangka-sangka bagi hamba yang beriman. 
Makanya jangan suka heran kayaknya ada seorang petani, tapi semua anaknya bisa kuliah dan jadi orang sukses. Dari mana dia bisa membiayainya? Jika dinalar tak mungkin penghasilan seorang petani biasa bisa membuat semua anaknya berpendidikan tinggi dan sukses.

Kuncinya adalah semuanya harus berjalan dijalan berkah. Berkah itu lebih dari untung. Dari mana datangnya berkah? Dari mana saja yang bisa kita lakukan sesuai Al Quran dan Sunnah. Dari hal yang terkecil, contohnya makan. Dengan mengucapkan bismilllah, sembari duduk dan memasukkan dengan tangan kanan. Atau ketika memakai pakaian atau sepatu mendahulukan yang kanan. Hal remeh tapi bisa mendatangkan keberkahan.

Maka, bagi siapa saja yang mengejar berkah dalam hidupnya maka dia akan mendapat lebih dari untung. Itulah pemahaman yang saya tanamkan dalam diri saya dan keluarga saya kelak. Mudah mudahan kita semua diberi keberkahan dalam hidup di dunia dan bahagia di akhirat. Amiin


Bogor, 21 Juni 2019

Komentar

Postingan Populer