Jangan Tenggelam! Menyelamlah!

Sumber : google


Dulu waktu masa kuliah aktivis super sibuk. Jadi bagian penting dalam organisasi. Tak hanya satu tapi dua atau tiga. Terbiasa dengan laporan. Terbiasa dengan kegiatan dan bertemu dengan banyak orang. Rasa ingin berbuat banyak dan bermanfaat bagi banyak orang. Terbiasa dengan banyak kegiatan dan mengatur waktu untuk akademis dan organisasi.

Senang bertemu dengan orang baru setiap kali mengadakan event event diluar kampus. Sering keluar kota melakukan perjalanan sendiri ( dengan beraninya) demi menambah pengalaman dan pertemanan. Link pertemanan pun meluas tak hanya lingkup satu kampus tapi menasional.

Lalu tiba tiba dihadapkan dengan pekerjaan domestik beberes, masak ngurusin baby : mandiin, kasih makan, ngajakin main. Semua teman yang biasanya diajakin jalan mundur teratur. Jarang ketemu orang baru untuk diskusi atau sharing. Terasa Stuck dan ilmunya gak berkembang. Terasa tidak produktif lagi. Kesepian!

Apakah ada yang merasa demikian? Jika iya. Tenang! Anda tidak sendirian. Saya pun merasa demikian setelah fokus menikah dan mengurus anak.

Butuh waktu cukup lama untuk legowo dan menerima kondisi yang seperti itu. Namun ternyata setelah berusaha menerima dan berbuat menjadi "the best of me". Allah bukakan jalan. Saya dipertemukan dengan orang yang sepaham dengan saya dalam berbagai hal. Lalu mulai mengikuti kegiatan kegiatan lagi untuk mengisi kekosongan selama ini. Ikut dalam sebuah forum dan mulai mendapatkan lagi kesibukan yang bermanfaat dengan level dan peran yang berbeda.

Pengalaman saya ini mengingatkan saya pada sebuah buku karya ustad salim a fillah yang pernah saya baca ( kalau gak salah yang judulnya lapis lapis keberkahan). Di salah satu bab, ustad salim menceritakn dengan bahasa yang menarik tentang bedanya orang tenggelam dan menyelam.

Ada dua orang ,yang satu menyewa berbagai peralatan canggih untuk menyelam di bawah laut. Semakin ke dalam semakin dia melihat keindahan berbagai kehidupan laut. Membuatmy terus terkagum kagum dengan ciptaanNya.

Lalu dikedalaman berapa puluh meter dia merasa takjub dan kagum melihat seseorang yg menyelam hanya menggunakan celana kolor, padahal dia sendiri perlu berbagai alat mahal untuk bisa menyelam sedalam itu.

Namun diketahui ternyata bahwa orang yang memakai celana kolor itu bukannya menyelam. Tapi dia tenggelam.

Lalu, apa bedanya orang menyelam dan tenggelam tadi? Mereka berada dikedalaman yang sama tapi orang yang menyelam tadi menikmati setiap kedalamannya. Menikmati setiap meternya dengan beragam keindahan bawah laut. Sedangkan orang tenggelam dia tidak menikmati keindahan yang ada disekelilingnya.

Dunia ini kata ustad salim, adalah lautan kenikmatan Allah. Jika kita tidak bersyukur dan berpikiran positif dengan segala kondisi hidup di dunia ini, maka kita akan seperti orang yang tenggelam tadi.

Begitulah saya sebelumnya, saya tenggelam sampai saya sadar dan saya tidak mau terus tenggelam dan mati. Maka saya harus menyelam.

Bogor, 16 Juni 2019
13:29

Komentar

Postingan Populer