Menanamkan Keberanian dan Aqidah Melalui Kisah Si Anak Cahaya
Judul : Si Anak Cahaya
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika Penerbit
Cetakan : Pertama, Desember 2018
Hal : 421 halaman
ISBN : 978 – 602 – 5734 – 54 – 0
Novel
ini merupakan kisah masa kecil si mamak dalam serial novel anak mamak karya
tere liye. Si Mamak yang mendidik anak yang luar biasa memiliki kisah yang luar
biasa juga.
Kisah
ini berada di tahun 50 an, ketika Indonesia baru saja merdeka. Selain
mengangkat kisah keberanian dan kisah khas anak di pedesaan, Tere liye
mengangkat isu komunisme yang masih bebas berkembang di masa itu.
Ditengah
isu komunisme dan takhayul yang masih subur dikalangan masyarakat kala itu, Nurmas ditananmkan akidah yang kuat
tentang Tuhan. Mereka tidak mempercayai dukun dan komunisme adalah musuh besar
keluarga Nurmas. Maka inilah salah satu pesan yang terkandung dalam berbagai
kisah Nurmas menjalani masa kecilnya yang bahagia.
Berawal
dari keberanian Nurmas mengalahkan Kerbau yang mengamuk di pasar ketika ingin
menemui dokter untuk ayahnya. Singkat cerita Nurmas berhasil membawa dokter
untuk memeriksa ayahnya yang sudah sakit berhari-hari. Warga sekitar menemui
mamak (ibu Nurmas) dan bapak untuk membawanya ke Datuk Sunyan, yaitu dukun yang
terkenal sakti di desa itu. Namun, bapak dan mamak menolak tegas usulan itu.
Mereka tak akan pernah berurusan dengan dukun. Bahkan ketika sang Datuk datang
tanpa diundang ke rumah Nurmas untuk mengobati bapak, dengan tegas keluarga
Nurmas menolak dan meminta Datuk untuk pergi.
Urusan
pengusiran Datuk itu rupanya berbuntut panjang. Ketika itu, Nurmas beserta
teman-temannya sedang menjaga ladang agar tidak diserang babi hutan. Malam
ketika mereka menjaga ladang, tiba-tiba suara harimau yang tinggal di hutan
datang ke ladang penduduk. Rupanya hal itu dikaitkan warga dengan kemarahan
Datuk akibat pengusiran dari rumah Nurmas. Warga meminta Nurmas dan keluarganya
agar meminta maaf kepada Datuk Sunyan. Warga percaya bahwa Datuk Sunyan yang
sakti bisa mengendalikan binatang termasuk Si Puyang, harimau yang menunggu
hutan. Dengan argumen yang kuat, mamak menolak semua permintaan warga yang
tidak masuk akal.
Keberanian
Nurmas sehingga disebut si Anak Cahaya adalah ketika, ia harus berjuang
sendirian untuk mengabarkan ke ibu kota bahwa desanya diserang oleh perkumpulan
komunis. Dulu, bapak Nurmas pernah bergabung dengan perkumpulan komunis, lalu
singkat cerita ayah Nurmas keluar dari perkumpulan tersebut. Namun, keluarnya
bapak menimbulkan dendam oleh Dulikas, pemimpin perkumpulan komunis. Bahkan
setelah bertahun-tahun berlalu, Dulikas masih mencari bapak yang menghilang
bersama keluarganya.
Suatu
ketika, ketika muslim paceklik datang di desa Nurmas. Perkumpulan komunis itu
membagi-bagikan beras dan propaganda. Namun, setelah mengetahui bapak dan
keluarganya tinggal dikampung itu. Dulikas kalap dan memaksa orang kampung
untuk menyerahkan bapak. Bapak dan mamak ditangkap, namun Nurmas dan adiknya
berhasil kabur. Perkumpulan komunis itu semakin marah dengan kaburnya Nurmas,
mereka membakar satu per satu rumah di kampung.
Nurmas
berlari dari kejaran kelompok komunis tersebut. Bersusah payah melewati hutan
sembari menggendong adiknya Unus. Kota yang ber jarak berkilo kilo meter
jauhnya berusaha ia tempuh dengan jalan kaki melewati tepi hutan di malam yang
gelap. Dalam perjalanan tersebut, berkali-kali Nurmas terseok, bertemu babi
hutan, bahkan bertemu si Puyang. Namun, harii itu juga Nurmas membuktikan bahwa
Datuk memang bukan orang sakti yang bisa mengendalikan harimau, karena malam
itu juga Nurmas menyaksikan Datuk diseret si Puyang dan mencabiknya di dalam
hutan. Ketika hampir sampai ke kota, Nurmas diserang oleh kawanan anjing liar.
Ketika mulut anjing liar tinggal sejengkal dari wajah Nurmas, datanglah para
tentara yang menyelamatkannya, lalu mereka bergegas menyalamatkan warga kampung
disaat yang tepat.
Cerita yang menarik. Bahasaya ringan
namun penuh pesan moral. Novel ini bisa dibaca anak-anak usia tiga belas tahun
plus hingga orang tua. Untuk anak-anak mereka bisa belajar banyak hal dari
Nurmas. Tentang pentingnya keyakinan yang kuat terhadap Tuhan, tentang
semangat, ketekunan, kegigihan, kejujuran, keberanian, ketulusan, dan
keceriaan. Saya suka dengan penulis yang selalu menggambarkan karakter bahwa
jadi anak perempuan itu harus cekatan dan bisa diandalkan. Untuk orang tua,
bisa belajar bagaimana orang tua harus bersikap terhadap anaknya. Bukan lembek,
menye-menye, alay tapi kurang skill hidup. Karena anak perempuan nantinya akan
menjadi seorang ibu yang mendidik anak-anaknya.
“Cerita tentang mengarungi dan mendaki keterbatasan.
Satu dua dengan semangat dan ketekunan. Tiga emapat dengan kegigihan dan
kejujuran. Lima enam dengan keberanian dan ketulusan.
Pada
akhirnya ingin kusampaikan pada kalian, berapa pun dalam dan terjal
keterbatasan yang harus diatasi, pastikan yang ketujuh adalah keceriaan” (hal
1)
( resensi yg juga diposting di ig @ayufialfarisi)
( resensi yg juga diposting di ig @ayufialfarisi)
Komentar
Posting Komentar
I will be happy reading your comment and response. Tell me what you think please :D