The Espressologist
“Temukan cinta dalam secangkir kopi favoritmu”
Seperti kataku awal tahun, aku akan berusaha untuk
mengabadikan semua buku aku baca dalam tulisan. Buku apapun itu. Nah, kali ini
aku baru saja membaca buku terjemahan. Yah, meskipun, sejak masuk sastra
Inggris aku tak begitu suka dengan buku terjemahan. Karena, setelah membaca
aslinya dalam bahasa Inggris lebih enakan baca versi bahasa Inggrisnya. Jadi ketika
membaca novel terjemahan, bahasanya terlihat aneh aja. Eniwei, aku sebenarnya
gak tau kalau novel ini terjemahan. Aku butuh bacaan ringan setelah aku baca
yang berat-berat. Hahay gaya lu dah.
Lalu, aku liat buku ini di rak, dan aku membaca sekilas.
Dan, aku tertarik untuk membaca karena buku ini ada hubungannya dengan kopi.
Langsung saja, judul novelnya adalah The Espressologist. Penulisnya adalah
Kristina Springer. Buku terbitan Naura books pada tahun 2012. Bukunya setebal
291 halaman belum termasuk halaman sampul. Buku ini sebelum diterjemahkan
diterbitkan oleh Farrar Straus Giroux, New York. Jadi, udah ketebak kan,
settingan novel ini dimana.
Novel ini bercerita tentang seorang barista yang bernama, Jane.
Jane, adalah seorang remaja 18 tahunan (kayaknya) yang memiliki part time job
sebagai seorang barista disebuah coffee shop. Jane ini punya kebiasaan mencatat
apa yang dipesan para pelanggannya dan menebak karakter dari kopi yang dipesan
oleh pelanggannya. Jadi, seringnya sebelum para pelanggannya menyebutkan kopi
apa yang dia pesan, Jane sudah bisa menebaknya. Dan seringnya tepat. Berawal
dari keisengan penelitian tentang jenis kopi dan karakter peminumnya, akhirnya
dia menguji kemampuannya itu dengan menjodohkan teman-temannya berdasarkan
jenis kopi yang dia suka. Dan kebetulan teman-temannya, merasa cocok dengan
pasangan yang dicomblangkan oleh Jane. Jadilah dia makcomblang. Tapi, lebih
tepatnya dia menyebut dirinya adalah seorang Espressologist. Espressologist
adalah semacam mak comblang, tapi dia menjodohkan orang-orang berdasarkan jenis
biji kopi yang dipilih.
Keisengannya itu dipergoki sama bosnya di kafe, dan pada
akhirnya malah membuat Jane dan espressology nya itu menjadi promosi di kafe
itu dan membuat penjualan di kafe itu melejit. Masalah muncul ketika, secara
tidak sengaja dia menjodohkan Em, sahabatnya, kepada teman sekelasnya. Namanya,
Cam. Muncul perasaan aneh dalam hati Jane, melihat Em dan Cam dekat karena dia
yang membuat mereka dekat. Padahal selama ini, Cam adalah teman yang sangat
baik bagi Jane. Tapi, dia harus melupakan perasaan anehnya itu karena dia pikir
Em dan Cam cocok. Em sangat menyukai Cam. Tapi, Cam ternyata hanya menganggap
Em teman. Dan.. bisa ditebak kan, siapa yang sebenarnya disukai Cam. Teenlit,
emang kebanyakan ceritanya mudah ditebak. Kalau ingin tau cerita selengkapnya,
baca sendiri ya :D.
Tapi, ya, novel ini lumayan untuk menambah pengetahuanku
tentang kopi. Ya, aku gak bisa bilang novel ini jelek atau bagus, karena aku
sendiri sebenarnya tidak terlalu suka teenlit. (Gak suka kok baca terus, gimana
sih yup *timpukpakekamusoxford). Ya, sudah kubilang kan, aku baca teenlit untuk
nyeimbangin otak aja. (halah, :D) Pokoknya, gitu. Mungkin, aku mau sok-sokan
jadi espressologist setelah ini. Haha.
@ayufialfarisi,
Ambarawa_ 19 Januari 2015
Ambarawa_ 19 Januari 2015
Komentar
Posting Komentar
I will be happy reading your comment and response. Tell me what you think please :D