KISAH TENTANG MENEMUKAN TUJUAN




Judul               : Pergi
Penulis            : Tere Liye
Co author        : Sarippudin
Editor              : Triana Rahmawati
Penerbit           :Republika
Cetakan           :Pertama, April 2018
Tebal               : 455 halaman
ISBN               : 978-602-5734-05-2
Harga              : Rp. 79.000,- (Pulau Jawa)

Novel ini merupakan lanjutan dari novel berjudul Pulang. Novel bergenre action ini mengambil tema tentang sebuah konspirasi besar sebuah kehidupan di dunia dengan adanya shadow economy. Pembaca diajak berpikir bahwa dibalik perekonomian dunia yang diatur oleh pemerintah, ternyata ada sesuatu yang lebih besar memegang kendali perekonomian, Mereka adalah keluarga keluarga konglomerat yang menguasai daerah kekuasaan tertentu. Bujang adalah tokoh utama dalam novel ini yang merupakan salah satu pimpinan keluarga shadow economy di Asia.

Cerita dimulai ketika Bujang bertemu dengan seseorang pemuda bertopeng yang tiba-tiba muncul, menolong Bujang dengan mengalahkan anak buah El Pacho yang menyerangnya, sekaligus mengalahkan Bujang dengan pertarungan tangan kosong. Pemuda bertopeng itu berhasil mengejutkan Bujang dengan menyebut nama asli Bujang yang tak banyak orang tau. Pemuda itu juga memanggilnya adik dalam bahasa Spanyol.

Dari sanalah muncul kembali pertanyaan-pertanyaan mengenai keluarganya, terutama sang Bapak. Masih banyak ganjalan dan misteri mengenai kehidupan sang Bapak di masa lampau. Kenangan-kenangan pahit masa kecil dengan sang Bapak yang menyakitkan muncul kembali. Bujangpun menelusuri masa lalu ayahnya untuk mengetahui fakta yang mengenai pemuda itu.  Permasalahan lain yang belum terselesaikan dalam cerita sebelumnya adalah penjahat sesungguhnya yang menyerang keluarga Tong dan berhasil membunuh Tauke Besar sebelumnya. Selain itu keluarga Tong terus mendapatkan serangan dari keluarga shadow economy lain.

Novel ini memberikan gambaran bagaimana sisi kehidupan lain tentang keluarga mafia, yakuza atau sejenisnya. Sisi gelap kehidupan yang penuh dengan hal-hal illegal seperti pembunuhan, perampokan, pencurian, dsbnya. Meski novel ini tentang dunia gelap, Tere Liye selalu ingin memberikan sisi yang positif bagi tokoh utamanya yaitu Bujang. Faktanya, meskipun Bujang merupakan pimpinan dari keluarga shadow economy, dia tidak makan dan minum sesuatu yang haram sesuai dengan ajaran agamnya. Dia juga membawa keluarga Tong agar melakukan bisnis legal, tidak membunuh, dan tidak menyerang kecuali diserang. Namun, tetap saja hidup Bujang tak bisa dibilang selurus itu, dia hidup dan besar dari keluarga mafia yang terbiasa dengan pembunuhan dan sebagainya. Hal itu yang membuatya belum menemukan ketenangan dalam dirinya. Yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana akhir kehidupan Bujang? Apa fakta dibalik munculnya pemuda bertopeng tersebut? Novel ini cukup membuat pembaca penasaran dan serasa menonton film action Jacky Chan.

Tere liye, sang penulis yang misterius. Sejak awal membaca bukunya, tak pernah ada biografi yang muncul di halaman buku yang ditulis. Hingga banyak yang awalnya mengira, ia adalah seorang wanita. Ia adalah penulis yang produktif, disamping pekerjaannya sebagai akuntan, ia telah melahirkan banyak karya best seller bahkan beberapa sudah diangkat ke layar lebar.

Penulis yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi cukup sederhana menjelaskan sedikit banyak tentang shadow economy. Alur ceritanya runtut dan diskripsinya cukup membuat pembaca berimajinasi layaknya menonton film. Ada satu hal yang menjadi kekurangan yaitu tentang akhir yang menggantung atau tidak jelas. Pembaca dibawa untuk menebak nebak. Namun meskipun demikian, novel ini tetap memberikan keseruan dengan berbagai aksi dalam tokoh novelnya. Selain itu meskipun novel ini bercerita tentang kisah kehidupan mafia namun sarat akan nilai kebaikan dan kebijakan.

Buku ini mengajarkan kita bahwa tak bisa selalu sesuatu atau seseorang karena apa sesuatu yang kita lihat, karena sesuatu yang kita lihat itu adalah sebagian kecil saja. Novel ini juga memberikan pesan bahwa seburuk apapun kita, kita tak boleh meninggalkan shalat. Shalat itu yang akan mengubah yang buruk menjadi baik. Pesan sederhana dari seorang Tere Liye untuk pembaca agar tak pernah berputus asa untuk berharap kepadaNya.

“Tapi begitulah rumus kehidupan. Dalam perkara shalat ini, terlepas apakah seseorang itu pendusta, pembunuh, penjahat, dia tetap harus shalat, kewajiban itu tidak, luntur. Maka semoga entah di shalat yang ke-berapa, dia akhirnya benar-benar berubah. Shalat itu berhasil mengubahnya.” (halaman 86)
Jakarta, 31 Agustus 2018



Komentar

  1. Novel ini memang seru. Tidak kalah dari seri pertamanya "Pulang"

    BalasHapus

Posting Komentar

I will be happy reading your comment and response. Tell me what you think please :D

Postingan Populer