Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Dari Masa SD sampai LOJ #RANDOM

“ Yup, aku mau nanya serius. Setelah begini melelahkan dan sangat-sangat melelahkan seperti ini, kamu masih mau naik gunung lagi?\   “Iyalah.”   “Kenapa?”    “Karena aku kan suka tantangan. Hoho, dan perjalanan seperti ini mengajarkan kita tentang perjuangan.” Jawabku ngasal.*   CUPLIKAN percakapan saat survey LOJ Kalau ditanya, kayak gitu sebenarnya aku gak tau pasti sih jawabannya. Maklum, orang golongan darah O orangnya sangat bersemangat dan menyukai banyak hal, sehingga malah tak ada yang spesial. Tapi, entah kenapa dari dulu semenjak aku masih memakai sragam merah putih, obsesiku lebih tertarik dengan olah raga yang ekstrim-ekstrim gitu. Mungkin aku juga harus menyalahkan bapak karena dia terobsesi dengan anak cowok, secara tidak sadar telah membentukku jadi pribadi yang tomboy. Bagaimana tidak? Dari kecil sampe SMP , bapak yang selalu memotong rambutku. Dan rambutku dipotong pendek banget, diatas telinga.Bayangkan? Ketika aku memasuki mas...

Pendakian Ungaran 2

Gambar
Untuk kedua kalinya aku mendaki. Meskipun, untuk kedua kalinya juga aku mendaki di gunung yang sama. Sebuah gunung dengan ketinggian kurang lebih 2000 meter (yang tergolong kecil). Gunung Ungaran. Dulu pertama kalinya mendaki gunung ini, aku melewati jalur Mawar, Bandungan. Tapi, pendakian kali ini, hmmm… melewati Medini Kendal. Kukira karena dari bawah ke promasan naik motor akan sedikit mengurangi rasa capek dan lelah. Tapi, ternyata aku salah, naik motor ternyata lebih capek dan melelahkan. Ditambah lagi, kasian motor. Sungguh kasian. Pulang-pulang harus segera check up semuanya. Jalur motornya wuuiihh bagi ku sih mengerikan :3 Baiklah aku harus mulai dari mana ya? Peserta (maaf hanya menyebutkan inisial ya, takutnya ada yang gak berkenan disebut *eh)   Awalnya aka nada tujuh orang peserta, tapi entah jadinya yang ikut jadinya Cuma lima orang doang. Ya, lumayanlah nambah satu dari tahun kemarin. Kalau tahun kemarin, ceweknya tiga cowoknya satu. Sekarang cewe...

Kepada : Desember 2015

Kepada : Desember 2015 Untuk hati-hati yang memendam rasa untuk seseorang, berharap akan menghabiskan waktu sampai tua nanti akan tetapi kenyataan berkata bahwa dia bukanlah untukmu.  Padahal sudah cukup waktu untuk menunggu dia, segala upaya telah kau lakukan untuk sedikit saja menarik perhatiannya. Tapi, dia tak sedikitpun memberi perhatian bahkan tak pernah terpikirkan olehnya namamu. Rasa suka hingga kau begitu perih menahan karena dayung tak bersambut, rasanya mungkin menyakitkan. Parahnya, kau pun tak bisa membuka hatimu untuk orang lain. Kau pun telah lama dihianati waktu yang selama ini percaya bahwa waktu akan membuktikan, namun rupaya waktu yang kau tunggu tak juga tiba. Dan kini, kau menyadari satu hal bahwa sia-sia itu nyata. Kepercayaanmu bahwa usahamu yang keras selama ini akan membuatnya luluh, ternyata hanya kesia-siaan. Kini kau melihat bidadarimu berbahagia dengan pujaan hatinya. Kau menghadiri pesta itu. Kau melihat tak sedikitpun rasa sesal dan s...

Wanita Mencipta Peradaban (wuiih) :D

Tadi siapa yang bilang? Laki-laki datang dari Mars, dan wanita datang dari Venus. Aku jadi penasaran, mengapa demikian? Itu tadi pendapat John Gray (kalau tidak salah). Lebih jauh, aku ingin mengungkapkan pendapatku sendiri. Tentang emansipasi wanita. Emansipasi seperti apa yang harus kita harapkan di jaman sekarang. Dulu mungkin (sekali lagi mungkin) Kartini memperjuangkan persamaan hak wanita karena dahulu, wanita (yang bukan) keturunan ningrat, tidak diperbolehkan untuk belajar. Jelas, ini tidak adil. Aku setuju. Tapi sekarang? Emansipasi seperti apa yang harus diharapkan lagi? Bukankah sekarang wanita bisa belajar setinggi mungkin? Menurutku, point itu saja yang harus digaris bawahi bahwa wanita memang butuh pendidikan. Pendidikan yang layak dan kalau bisa pendidikan yang tinggi. Kau tau? Wanita belajar setinggi mungkin bukan untuk menyaingi pria. Bukan gaji yang tinggi, atau jabatan yang tinggi yang ingin dicapai. Berbeda dengan pria, yang (mungkin saja) menempuh pendi...