#random
Menanti ‘Batas Waktu’
Mungkin masih terlalu tabu
Bagimu,
Tapi, bagiku tidak.
Wajar, karena jika kau melihat tingkahku yang masih
kekakanakan, rasanya berat sekali membahasnya. Aku tau, dan aku pun sering
berpikir, apakah aku sudah pantas? Apakah aku sudah siap?
Ketika aku bertanya pada diriku sendiri, aku pun tak sanggup
mengeraskan suaraku. Aku takut, jam di dinding berhenti berdetak. Bukan karena
kiamat, atau waktu terhenti. Tapi, karena saking shocknya. Kamu yakin?
Kedewasaan terkadang berjalan lebih lambat dari pada umur
seseorang. Iya, itu benar. Dan kedewasaan adalah sebuah pilihan. Sedang kan tua
itu mutlak. Agar tidak timpang, harusnya tingkat kedewasaan harus berjalan
sejajar dengan usia. Artinya sebanding. Jika tidak, mungkin bisa jadi mengalami
hal yang tidak wajar, idiot misalnya.
Tapi,aku tidak akan membicarakan ukuran kedewasaan sekarang.
Aku ingin berbicara soal batas waktu.
Aku tidak tau ‘batas waktu’ itu kapan. Batas waktu? Batas Waktu apa?
Waktu dimana aku akan melengkapi separuh dienku. Sudah
paham? Tau apa yang aku maksud? Aku berbicara demikian, seolah-olah 'waktu' itu
akan segera tiba dan dekat denganku. Aku sendiri tak pernah membayangkan
bagaimana jadinya aku akan melewati proses itu. Dan yang paling mendasar dan
paling membuatku penasaran adalah dengan siapa? Aku benar-benar penasaran.
Jodoh, ah, kata yang mengejutkan dan misterius.
Kenapa tiba-tiba berbicara tentang pernikahan?
Miris ketika banyak yang terpaksa melakukan pernikahan
karena sudah hamil duluan. Pernikahan bukan lagi hal yang suci dan
sakral,karena hanya sebagai syarat agar sang anak punya akta kelahiran.
Meskipun, agama melarang melakukan pernikahan ketika sudah mengandung. Pernikahan
yang aku maksud adalah ‘proses ijab qobul’. Padahal tak lebih dari sejam
prosesi itu dilakukan, dan segala yang dilakukan menjadi pahala. Tak lagi
dosa.
Sepertinya pernikahan itu indah. Sabtu kemarin, sepupuku
berumur 19 tahun, dan dia sudah menikah. Bukan hal yang istemewa. Bukan
apa-apa, hanya saja, aku tiba-tiba membayangkan, bagaimana aku nanti ya?
Rasanya, aku masih belum berbakti sama orang tua. Jika nanti
tiba 'batas waktu'ku. Aku akan menjadi milik suamiku. Bukan lagi milik orang
tuaku. Meskipun, masih bisa melakukan bakti kepada orang tua, tetap saja,
rasanya akan berbeda bukan? Karena bagi seorang istri, yang utama adalah suami.
Kemudian, tentang jodohku nanti. Kita boleh minta sama Allah
jodoh yang kita inginkan seperti apa. Sebutkan dia secara detail, kamu ingin
jodoh kamu seperti apa. Ganteng? Soleh? Kaya raya? Boleh, mintalah sama Allah.
Dan…
Doa saja tentu tidak cukup. Jodoh itu rejeki, yang namanya
rejeki,itu harus diikhtiarkan. Sebagai seorang perempuan, ikhtiar kita adalah
dengan memperbaiki diri. Selalu memperbaiki diri. Konon katanya, apa yang kita
lakukan sekarang mencerminkan apa yang dilakukan jodoh kita. Kalau aku
percaya , karena di dalam Alquran, jelas tertulis bahwa, orang yang baik akan mendapatkan jodoh yang
baik pula.
Jadi, jika kita ingin jodoh yang baik-baik, kita harus
berusaha semaksimal mungkin agar kita pantas mendapatkan jodoh yang baik-baik
itu. Memantaskan diri untuk jodoh kita yang memang pantas.
Lalu kalau memang orang
yang baik untuk orang yang baik pula, lalu bagaiman dengan seorang istri
yang mendapat suami yang ternyata jahat, atau sebaiknya. Contohnya saja, Aisiyah seorang wanita yang
solihah merupakan istri Firaun yang jahat. Lalu bagaimana?
Seorang ustadzah menjawab, bahwa dalam satu keluarga pasti
ada satu yang merupakan cobaan. Bisa jadi, cobaan berada di suami, istri, anak,
kalau semuanya baik baik saja, cobannya bisa jadi di tetangga, memiliki
tetangga yang jahat misalnya. Kita harus ingat, bahwa cobaan diberikan Allah
untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Hidup yang sebenar-benarnya hidup.
Bukan hidup di dunia yang fana, tapi di kehidupan yang nyata, di akhirat nanti.
Intinya, inginku…
Memantaskan diri, memperbaiki diri, dan berbakti pada orang
tua, dalam menanti ‘batas waktu’ mungkin setahun lagi, atau dua tahun lagi,
atau tiga tahun lagi, (entahlah).
Ambarawa, 31 Maret 2014
Komentar
Posting Komentar
I will be happy reading your comment and response. Tell me what you think please :D