Merindu Hujan

berhembus lembut angin yang biasa datang padaku,
mengabarkan sebuah  kisah dari segala arah,
tapi yang paling aku tunggu adalah kabar hujan,

"malam ini, hujan akan datang" katanya
membelai sebentar mukaku yang dingin
membekukan air mata dipipi,

aku begitu gembira,
hujan akan kembali menari
menarikan jutaan cinta dan rindu yang terbelenggu

Tapi,
hujan tak datang malam ini,
Luka tetap menjelma menjadi tangis yang tak kunjung reda.

ditulis oleh Ayufi







Komentar

  1. Sekilas, sekali baca, hujan merujuk pada hujan itu sendiri dan (mungkin) seseorang.. Tapi dibaca lebih lanjut, hujan seperti kenangan di masa lalu. Entah kenangan apa yang dimiliki penulis bersama hujan, entah kenangan manis atau pahit.
    Membaca lebih jauh, Bait-bait terakhir, seakan penulis menunjukkan kesedihannya bahwa kenangan itu hanyalah kenangan, sehingga memperkuat kesimpulan (awalku) bahwa kenangan yang dimaksud adalah kenangan manis... (Benarkah, penulis? jawab dalam hati saja..)
    Mungkin puisi ini menggambarkan di suatu malam penulis sedang mencoba meng'grebek' memori di otaknya, mencari-cari kenangan indah bersama "hujan" itu, tapi sayang pada akhirnya dia sadar itu hanyalah kenangan. Entah luka apa yang membuat ia sedih, tapi sepertinya ada segores luka yang coba ia pendam..

    Interpretasi amatiran.. MR_A

    BalasHapus
  2. ahahaahahahahahaha.. aku tidak bisa komentar atas komentar Mr. A, ...

    yang jelas, terima kasih,, sudah berkunjung :D

    BalasHapus
  3. Hahahaha oke2... :D

    BalasHapus

Posting Komentar

I will be happy reading your comment and response. Tell me what you think please :D

Postingan Populer