Ku kira ini adalah akhir :D ( One step closer )

Lagi-lagi masih ditengah-tengah sibuknya buat tugas ujian...hmm...bosen, dari kemarin berkutat sama sigmund freud kalau gak sama carl jung kalau gak sama lachan.. #stresss..

jadi iseng aku buka-buka galeri foto, dan tiba-tiba gue kangen sama PIMNAS, sangat berkesan, (yah tapi ada satu bagian yang gak aku suka, tapi diluar dari itu, sangat berkesan)

yaap, sekalian aja aku nulis tentang PIMNAS, lagi pula taun lalu aku baru bercerita tentang tim ku kan?

In short, program pengabdian kita, TIM Kuda, berada di kota Ambarawa, jadi kita ngangkat kesenian kuda lumping yang di miliki di sebuah desa namanya Baran agar tampilannya lebih menarik. Kita melihat bahwa desa itu punya potensi untuk dijadikan sebuah tempat wisata, yaitu wisata budaya. Potensi itu adalah (1) desa itu terletak di jalur pariwisata, yaitu pariwisata daerah Bandungan dan Ambarawa,  dimana di Bandungan kebanyakan adalah wisata alam, dan di wisata di daerah Ambarawa adalah wisata pendidikan. Nah, desa Baran itu terletak di tengah-tengahnya. Jadi orang yang dari derah Ambarawa mau ke Bandungan melewati desa ini, begitu juga sebaliknya. Potensi yang ke (2) adalah di desa ini punya organsisasi kuda lumping, dan sumber daya pemudanya juga banyak.

Melihat dari potensi desa diatas kita menciptakan sebuah kreasi Teater Kuda Lumping..yang memberdayakan sumber daya pemuda dan anak-anak di desa itu sebagai ajang regenerasi pelestarian seni kuda lumping.

Kalau boleh jujur, sebelum adanya PKM ini, aku gak pernah (kecuali pas masih kecil banget) nonton kuda lumping, aku gak suka. Gak sukanya karena ada kesurupannya, itu kan mistis banget dan lebih dekat ke syirik. Nah, program ini berusaha meninggalkan unsur kesurupan. Jadi sejam ful main teater kuda lumping tanpa ada kesurupan. Begitulah perkenalan singkat tentang program kita (perkenalan diatas baru 10%). Kalau mau tanya lebih lanjut, bisa email aku hehehehe

Dan selama menjalani program itu, aku ngrasa capeeekk banget, kadang ngrasa sendiri, karena yang lain gak pada sempet, sampe kurus. Tapi, ya dengan semangat mengabdi dan tekat untuk melakukan yang terbaik, akhirnya tibalah saat monitoring dan evaluasi atau MONEV.

Kalau di unnes, sebelum mencapai MONEV yang dari Dikti, harus mengikuti serangkaian Monev yang sangat sangaat sangat melelahkan dan benar-benar merepotkan. Sebenarnya, entah mengapa, saat monev aku ngrasa santai saja. Biasa aja, dan kita udah berusaha yang terbaik, entah hasilnya gimana, yaudahlah, setidaknya kita sudah memberikan manfaat kecil untuk desa itu.

Dan ketika monev, semua berjalan dengan lancar, presentasi lancar. Dan dewan juri. waktu itu jurinya dari Bandung, baik banget, siapa ya? lupalah pokoknya.. itu. (hehehe) beliau tidak memberikan pertanyaan yang tidak bisa kita jawab. Karena beliau tidak memberikan pertanyaan satu pun. Beliau cuma memberikan saran saja. Keluar dari monev, entah kenapa, aku sangat yakin kita bakalan maju sampai PIMNAS. Waktu itu dani juga bilang bahwa bapaknya itu kayak kita udah presentasi di PIMNAS, karena gak ditanyaain terlalu gimana-gimana kayak tim lain sebelum kita. Ah, tapi waktu itu yasudahlah, mau iya atau tidak, ya... terserah Allah aja gimana. Yang jelas, setelah itu kitaaa udah PLONG..banget

keluar dari gedung H kita kayak orang yang sudah terbebas dari beban berat jadi senengnya kelewatan (paling cuma aku yang ngrasa gitu..hehe)

setelah itu, kita foto foto gak jelas di daerah embung :D :D :D

dani, guruh, ayufi, uus


Waktu itu pas jam  12 tepat, jadi maklumlah kalau mata kita kayak kriyep-kriyep gitu. hahaha
dan tuh liat aja siapa yang paling geje fotonya :D

dan kita, khususnya aku, gak pernah tau dan gak nyangka (meskipun yakin) itu kita sudah lebih dekat menuju PIMNAS. ..

#to be continued...
#heehhehe

ditulis oleh Ayufi
Semarang, 6 : 12 pm




Komentar

Postingan Populer