Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

PROSES

Malu sebenarnya ketika aku ingat masa laluku. Kenapa dulu aku begini dan begitu. Begitu banyak penyesalan terhadap masa lalu yang sia-sia. Sekarang, apalah gunanya menyesal? Meski datang, tapi menyesal tak ada gunanya. Waktu tak bisa lagi terulang. Namun, aku menyadari bahwa semua yang aku lakukan di masa lalu adalah sebuah perjalanan proses. Ketika aku berada di titik ini sekarang, itu pun melalui proses yang panjang. Ketika banyak peristiwa terjadi, yang dahulu kubenci, yang dulu berusaha untuk menghindari itu ternyata adalah sebuah proses untuk menjadi yang lebih baik. Pasti tak banyak yang tau tentang aib kita bukan? Karena kita pasti ingin menyembunyikan semua aib dan kebrobokan kita. Wajar, itu adalah fitrah. Ketika aib itu tak terkuak maka sesungguhnya Allahlah yang menutup aib-aib kita. Sehingga yang tampak dari diri kita hanya kebaikan. Syukur Alhamdulillah, Allah masih berbaik hati menutup aib-aibku. Seandainya, tampak hal yang tidak baik pada diriku di masa l...

Bersyahadat karena Masuk Lingkungan Pesantren

(Lanjutan dari postingan sebelumnya   👉 klik disini  ) Masih tentang kajian dhuha dengan pembicara ustadz Nababan. Selain kisah pak Zainudin, ada lagi beberapa pengalaman beliau dalam dakwah beliau. Dahulu ketika menjadi misionaris beliau ingin menarik banyak orang untuk masuk agamanya. Sekarang, ketika beliau sudah mendapat hidayah, beliau pun ingin bahwa orang lain mendapatkan hal yang sama seperti beliau. Maka, ustadz Nababan meluaskan dakwahnya ke kota minoritas muslim, seperti di Pulau Nias, Kupang, dsbnya. Di suatu daerah di NTB dimana penduduknya berada di bawah garis kemiskinan (saya tidak begitu ingat dimana) disana Beliu mendirikan pesantren. Beliau membangun bangunan yang terlihat cukup megah dibandingkan dengan bangunan sekitar yang hanya berdinding gedeg (dinding dari bambu) dan reyot. Masyarakt sekitar senang duduk-duduk di sekitar pesantren karena orang-orang pesantren ramah dan mereka di suguhi minuman dan camilan. Selain itu, ustadz Nababan mend...

Hadiah Terindah untuk Pak Zainudin

Catatan Kajian Dhuha Sayang sekali setiap kali pergi kajian dengan materi dan pembicara yang bagus tapi saya tidak mencatat. Minggu kemarin, di Masjid Sunda Kelapa ustadz Syamsul Arifin Nababan terjadwal untuk menjadi pembicara. Ada yang tau siapa beliau? Beliau adalah mualaf. Dulunya beliau adalah seorang misionaris. Meskipun mualaf, tapi keilmuan dan dakwah beliau sungguh luar biasa. Beliau mendirikan pesantren mualaf untuk membimbing para mualaf yang baru saja masuk islam, di Jakarta dan di beberapa daerah minoritas muslim. Dalam sebuah cerita, beliau bertemu dengan seorang partner dakwah di NTB. Namanya adalah bapak Zainudin. Pak Zainuddin ini juga seorang mualaf, namun meskipun mualaf tapi semangat dakwahnya luar biasa. Melalui dakwahnya, pak Zainudin sudah berhasil mengislamkan banyak orang di daerah. Taukah apa yang lebih luar biasa? Pak Zainudin melakukan dakwahnya dengan berjalan kaki. Oleh karena itu, ustadz Nababan memberikannya sepeda motor untuk dipakai beli...