when I was in high school


Lets play the game

Ku pikir ini akan menjadi hari yang menyenangkan. Aku akan ke Bali. Siapa yang tak tau Pulau Bali? Pulau kecil nan indah yang banyak dikunjungi para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.aku akan segera membuktikan apakah yang di katakan tentang pulau Bali itu benar adanya.
Semua barang sudah aku kemasi. Kaos seragam kelas sudah kupakai. Mmmm….. masih ada yang kurang … kamera! Kamera yang aku bawa masih di kamar. Segera aku berlari mengambil kameraitu dan membawanya ke ruang tamu, jadi satu dengan barang-barang yang akan dibawa.
Semuanya udah beres!" kataku dalam hati. Aku tidak sabar lagi untuk bersenang-senang di Pulau Dewata. Tiiiiitt! HP ku berbunyi.l
"Hai! Are you ready?" kata Reyna di ujung telpon.
"Tentu! Mari kita berpetualang!" jawabku.
"Ukey!" Klik! Handphone, ku masukkan ke tas kecil yang akan ku bawa kemana-mana. Kamera juga aku gantungkan di leher. Aku datang Bali.
***
"Assalamu'alaikum Wr.wB…….."
Kepala sekolah berpidato sebelum kami berangkat. Semua khusyuk mendengarkan ceramah kepala sekolah. Kemudian kami berdoa agar perjalanan ini bisa selamat sampai tujuan dan kembali lagi ke sekolah dalam keadaan baik pula.
Satu per satu siswa masuk ke dalam bus masing-masing, sesuaidengan daftar yang sudah di atur panitia. Malang nasibku ! aku terpisah dengan teman-temanku.aku di bus A. reyna di B sedangkanUma dan Sisil di bus D.
Hfffft! Meskipun demikian, kami tetap berkomunikasi melalui HP. Semua siswa sudah siap. Para supir beserta staffnya juga sudah siap.
Bissmillahirrahmanirrohim.kami berangkat sekitar pukul 08.30 pagi. "Semoga Selamat sampai tujuan." Doaku dalam hati.
***
Selama perjalanan aku duduk dengan Syeira. Anak yang belum aku kenal sebelumnya. Setelah aku mengenalnya,ternyata orangnya asyik. Ada juga Vario dan Varian. Si anak kembar. Aku sudah mengenal mereka, tetapi tidak begitu akrab. Ternyata mereka juga menyenangkan diajak ngobrol.
Perjalanan diisi dengan canda tawa. Alunan musik pop yang sedang hits saat ini mengiringi perjalanan ini sehingga terasa sangat menyenangkan. Bus melaju cepat. Kurasa semua sangat menikmati perjalanan ini.
Kami berhenti, untuk melaksanakan sholat Jum'at. Uh ! udaranya sangat panas. Reyna, Uma dan Sisil menghampiriku. Kami jalan bersama menuju masjid.
"Nay! Si anak kembar satu bus ma kamu ya ? " tanya Reyna.
"Iya, kenapa? Tuh orangnya!" kataku sambil menunjuk ke arah Varian dan Vario yang sedang berjalan menuju ke tempat wudhul merasa sedang dibicarakan si kembar nengok ke arah kami. Si kembar melambaikan tangannaya. Aku membalas lambaian mereka.
"Nay! Kok kayaknya akrab banget ya?" kata Sisil.
"Masa sih? Biasa aja kaleee………. Emang kenapa pada nanyain mereka? Jangan-jangan kalian naksir ya?" balasku.
"Kaloaku sih enggak. Tau tuh kalo si Umi. Ya nggak sih?" reyna melirik Sisil dan Sisil tersenyum penuh arti.
"Eh ! apaan sih? Aku kok di bawa-bawa? Udah! Ayou buruan! Ntar ketinggalan jamaah lho!" Umi mendorong kami agar kami berjalan lebih cepat.
"Iya ya Um."
Selesai sholat Jum'at kami melanjutkan perjalanan. Lega rasanya masuk bus. Udaya di luar sangat panas, jadi lebih nyaman berada di dalam bus.
***
Tak lama kemudian kami makan di sebuah rumah makan di Jawa Timur. Aku , Umi, Reyna dan Sisil duduk semeja dengan menikmati hidangan makan siang.
"Kita gabung ya? Kata Varian.
"Boleh. Boleh kok." Sahut Umi.
Eghmm eghmmm …" kok dehem pun terjadi, Reyna dan Sisil mendadak terserang batuk. Mereka terus dengan tatapan dan senyuman aneh.
"Ih! Dasar iseng banget sih mereka!" batin Umi. Mata Umi melotot ke arah Reyna dan Sisil. Yang dipelototi hanya tersenyum.
Si kembar tiba-tiba akrab dengan kami, Varian lebih banyak ngobrol dengan Umi. Sedangkan Vario lebih banyak mengeluarkan banyolan-banyolan lucu yang membuat kami tertawa.
Mmmmm …. ini awal yang bagus bukan. Makan siang selesai. Perjalanan belum selesai. Perjalanan harus segera dilanjutkan.
"Aku ingin engkau slalu ….
Hadir dan teman aku….
Di setiap langkah … yang meyakiniku
Kau tercipta untukku …..

Vario berkaraoke ria di bus dengan backing vocal seluruh penghuni bus A. aku pun ikut bernyanyi. Lagu ini bagus dan aku sangat menyukainya. Bus melaju cepat. Saat ini kami sudah kelelahan bercanda, bersenda gurau, dan bernyanyi, kami terlelap. Perjalanan masih jauh.
"Ya anak-anak. Ini adalah jembatan Suramadu. Jembatan yang menghubungkan antara Surabaya dan Madura ini, awal pembuatannya pada masa pemerintahan ibu Megawati …" tourguide menjelaskan panjang lebar tentang jembatan Suramadu.
Semua anak berkumpul di depan agar dapat melihat dengan jelas. Aku tak perlu melakukannya, karena aku duduk di baris ke dua. Banyak yang mereka saat melintas di Suramadu. Aku tak merekamnya. Ku pikir ini tak ada gunanya. Semuanya akan terlihat gelap karena sampai di Suramadu sudah malam, sekitar pukul 08.00 malam.
Si kembar juga ikut merekam. Varian menggunakan Hp nya sedangkan Varian menggunakan kamera digitalnya. Tetapi, Vario tidak merekam jembatan, sial! Ternyata dari tadi dia merekamku. Aku tak menyadarinya.
"Rio! Apaan sih! " aku menutup mukaku. Malu? Jelaslah aku kan baru bangun tidur. Jelas muka dan rambutku berantakan tak karuan. Dia terus merekam sambil cengengesan. Uih ! menyebalkan! Di abaru berhenti merekamku saat melewati daerah lumpur lapindo. Rio mengalihkan kameranya ke arah bendungan lapindo yang tinggi. Bendungan yang menahan lumpur lapindo itu konon kabarnya mencapai milyaran rupiah yang didanai oleh keluarga Bakrie.
Selepas itu kami kembali ke Surabaya dan makan malam sekitar pukul 10.00 malam. Kemudian melanjutkan perjalanan ke pelabuhan.

"Ayo anak-anak! Bangun, kita sudah sampai di pelabuhan." Pak Jarwo pendamping bus A membaungunkan anak-anak. Aku sudah terbangun sebelum sampai pelabuhan. Masih pagi. Matahari belum terbit.
Tak perlu menunggu lama, sudah ada kapal fery disana. Kami turun dari bus dan berjalan setengah berlari masuk ke kapal. Tidak seperti aku bayangkan, ternyata kapalnya sekecil ini. Bau menyengat dari toilet menyambut maka kupercepat langkahku menuju kapal bagian atas.
Aku, Reyna, Umi dan Sisil memilih untuk berada di luar, agar bisa menikmati lautan. Kami berempat belum pernah ke Bali. Jadi wisata kali ini kami sangat bersemangat.
"gimana sil? Jadi kan ? " Kata Reyna.
"Ukey! Hadiahnya apa? Kali aja bisa buat oleh-oleh bokap…." Kata Sisil.
"Gimana kalo kaos Joger aja." Usulku.
"Setuju!" jawab Reyna dan Sisil bersamaan.
"Um ! kamu juga ikut kan?" kata Reyna.
"Tau ah! Aku kan nggak pinter bahasa Inggris."
"Ayolah umi. Aku juga nggak bisa bahasa Inggris kok. Yang penting berani dulu. Mereka kalee aja bahasa lebih parah dari kita." Bujuk Reyna.
"Iya Um! Itung-itung buat jadi praktek Bahasa Inggris. Mudah kok……" aku menyahut. Sisil mengangguk-angguk tanda membenarkan ucapan kami.
"mmm… iya dech!" kata Umi akhirnya.
"Nah gitu dong!" kata Reyna senang.
Kami sudah merencanakannya sebelum berangkat ke Bali. Kompetisi mencari bule. Siapa yang paling berfoto dengan bule, maka dialah pemenangnya. Tak terasa sudah tiba di P. Dewata.
Bali ……………… aku datang !!!!
***
Jalan dari pelabuhan ke Denpasar sangat indah. Seperti jalan raya di film-film Bollywood yang aku tonton. Bersih, berkelok-kelok, dari kanan dan kiri jalan terjejer pohon-pohon seokarno yang rimbun. Dari dalam mobil kita bisa melihat lautan beserta pantai yang sangat indah. Ombaknya berguling-guling teratur.
Kami tiba di rumah makan Soka. Kami dipersilahkan untuk sarapan dan mandi di sini. Aku, Reyna, umi dan Sisil memutuskan untuk mengisi perut yang kosong dulu sebelum mandi. Tak peduli bau mulut dan badan gerah karena tidak gosok gigi dan mandi seharian.
Seperti biasa kami berempat duduk semeja. Lalu si kembar datang. Jadi kami berenam sekarang. Umi dan Varian makin akrab saja.
"Egh .. eghm.. kita juga diajakin ngobrol dong Yan! Masak umi saja seh!" godaku.
"Ah Nay! Mereka sih biarin saja! Kamu ngobrol aja ma aku." Kata Vario sambil cengengesan nggak jelas.
"Idih …" kata Sisil dan Reyna gemes.
Aku Cuma menjulurkan lidah … weeeck!
Selesai sarapan, kami langsung pergi ke tempat pemandian. Wuiiih ! Keren banget! Ternyata tepat di belakang restoran ini ada pantai.

Kami berempat memiliki pemikiran yang sama. "cocok tuh untuh foto-foto" ha ha ha ….. dasar anak-anak narsis. Nggak bisa liat pemandangan indah dikit nganggur. Kami segera mandi, membersihkan badan dari bau keringet yang sudah mengendap menjadi daki. Tak perlu terlalu untuk itu.
Selesai mandi, sifat narsis kami muncul. Kami turun ke pantai dan foto-foto. Sepertinya si kembar selalu mengikuti kami. Si kembar juga ikut turan dan berfoto ria. Kemudian banyak anaklain yang mengikuti jejak kami. Cihui !!! seru bisa narsis bareng.

***
Kunjungan pertama adalah ke Pabrik Kaos Jangkrik 85. kartunnya lucu-lucu. Yaiyalah ……….namanya juga museum kartun. Yang namanya kartun, emang lucu kaleee…
Kami berempat foto-foto bareng di sana. Si kembar masih ngikutin kita terus. Sepertinya Varian sedang PDKT dengan Umi. Sedangkan kembarannya si Vario ngrekam kami nggak jelas. Dasar aneh! Tapi, kita merasa terhibur dengan hadirnya si kembar.
***
Seusai berkunjung di Jangkrik dan makan siang, perjalanan berlanjut ke Pantai Kute. Ini yang sudah di tunggu-tunggu. Tit  tit !
1 new message received. Sms masuk
"Are u ready guys? " ternyata sms dari Reyna
"Off course" pesan dikirim
"Lets Play the Game." Balasnya kembali.
Setiba di central parkir Kute, kami harus naek komot dulu agar sampai ke Pantai Kute. Dari jalan menuju Pantai Kute, terlihat bule-bule tersebar dimana. Serasa di luar negeri. He he he he
"Aku pasti menang." Kataku dalam hati. Bukannya sombong, diantara kami memang aku yang bahasa Inggrisnya lumayan. Kali ini kami nggak bersama-sama. Kami jalan sendiri-sendiri.
Tiba juga akhirnya dipantai Kute. Aku berjalan sendirian. Aku mencari dan mengamati bule-bule yang sedang berjemur. Aku mencari bule yang kira-kira orangnya menyenangkan. Dan ……… aha! Itu dia!
"Hello! My name is Nayla. May I know you?"ku julurkan tanganku dan ku pasang senyum termanisku.
"Yes! My is Loghan."
Cihui ! lumayan … dia cukup bisa diajak kerja sama.
"Mmmm… would you take a picture with me?"
"Oh! Yes!"
"Thanks!"
belum sempat berfoto datang anak-anak lain ngroyok Loghan. Mereka menarik Loghan dan berfoto dengannya. Hffff! Menyebalkan! Aku lebih baek mundur. Aku mencari lagi bule yang kira-kira baik hati. Tetapi … ada sekolompok orang sedari tadi terus memperhatikanku. Empat orang cowok kira-kira berumur 20 th nan.
"Mmmm… ku dekati saja mereka." Pikirku
"Hi!"
"Hi!" jawab ke empat orang itu. Mereka berdiri ketika membalas sapaanku.
"May I know you?"
"Yes! Yes!" jawab orang yang paling kurus diantara mereka.
"My name is Nayla, and you all?"
"I'm Sohel, this is Vijay" kata orang yang kelihatannya sangat kebapakan.
"Hi!" kata Vijay, orang yang menurutku paling cakep diantara mereka.
"This is Vikam and this is Gandhi" Don memperkenalkan teman-temannya.
"Hi!" jawab Vikram, orang yang kelihatannya murah senyum.
"Hello!" jawab Gandhi, orang yang paling tinggi dan berkaca mata.
Mmm …. Kupikir mereka cukup ramah.
"How do you do! Where do you come from?" tanyaku
"How do you do! We are from India" jawab Vikram
"yes, India," sahut Vijay meyakinkan.
"Oh! India? Mmmm … so, you know Sahru Khan?" tanyaku basa basi.
"Sahru Khan? Yes! We know you know Sahru Kan too?" tanya Vikram dengan sedikit heran.
"yes! Can you sing an indian song please?" pintaku yang sebenarnya hanya iseng saja.
"What song?" tanya Vijay
"Mmmm ….. how about Kuch Kuch Hota Hai!"
"Ha ha ha ha …" mereka tertawa.
"Why? Please …. Come on! Sing it for me"kataku
"ok! But you must sing too, after us!" kata Don Sohel.
"Deal!" aku menyetujui. Aku hanya ingin ngerjain mereka saja. Hihihihi …..
Lalu mereka menyanyikan lagu Kuch-Kuch Hota Hai dan berjoged layaknya Sahru Khan. Ha ha ha … lucu. Ku rekam mereka dengan camera. Hi hi hi …..
"Tumpa se ae ….. yu mus ku rae …….
Kuch- kuch hota hai ………"
Mereka berempat bernyanyi dengan gembira dan tak tampak sedikitpun rasa malu melakukannya. Aku hanya tertawa. Kok mau ya dikerjain?
Hi hi hi ….
"Ok! Your turn now!" kata Don Sohel.
Aduh ! Mati aku! Tapi aku tak kehabisan akal. Biar aku nggak terlalu malu ku panggil temen-temenku yang gila-gila (maksudnya orangya rame, bukan sakit gila beneran lho!)
"Hai teman-teman! Sini !"
Mereka berlari menghampiriku. Mereka terlihat senang karena bisa diperkenalkan dengan turis asing, bule India. Aku memberitahukan mereka bahwa jika ingin berfoto kita harus bernyanyi balonku. Mereka setuju dan mulailah mereka bernyanyi.

"Balonku ada lima
rupa-rupa warnanya
merah kuning kelabu
merah muda dan biru
meletus balon hijau DOORRRR!!!

Ke empat orang itu sampai kaget tapi kemudian tertawa senang.
"Hatiku sangat kacau. Balonku tinggal empat.
Kupegang erat-erat."
Kami tepuk tangan dengan gembira begitu pun mereka terlihat sangat senang.
"Good! Good! It's good song!" jawab Vikram sambil tertawa dan tepuk tangan.
"Yes! Good! Good!" sahut Vijay, don dan Gandhi.
"Ok! Do you have face book?"
"What is it ?" tanya Vikram bingung.
What ????? aku kaget, masak sih mereka nggak tahu.
"Mmmmm …. If email? E-mail?" kataku lagi.
Mereka diam dan saling berhadap-hadapan. Sebenarnya merka ini benaran nggak tau apa ya ?
"Internet? Internet?" sambungku
"Oh … komputer? " jawab Gandhi agak ragu.
"Yes, like that"
Mereka mengeleng. Wah! Berarti nggak bisa terus berteman. Hanya sampai disini saja. Tetapi, mereka benar-benar nggak tau e-mail sepertinya. Berarti indonesia ternyata bukan negara yang bodoh amat. He he he he ………
"Ok! No problem! I have to go now!" kataku. Aku harus pergi karena waktunya sudah usai.
"Glad to meet you." Kata mereka
"mee to … see you"
"Yeach! Thanks for the song!" kata Vikram.
"Bye!" kataku sambil berlalu
"Bye! " jawab mereka.
Lumayan, aku berhasil berkenalan bule India. Gimana ada yang lainnya ya? Tiba-tiba kulihat sesosok orang membuntutiku. Vario! Lagi-lagidia merekamku. Nggak habis apa ya baterainya? Ngrekam terus.
"Vario! Apaan sih! Sejak kapan kau merekamku?"
"Ha ha ha … ternyata kamu jahil juga ya. Ngerjain orang India itu"
"Cari hiburan sekali-kali nggak papa dong! Udah ah! Emange artis direkam-rekam?" kataku sembari berlalu meninggalkan Vario. Vario hanya cengengesan dan terus merekamku. Uh dasar! Biarin ajalah ntar juga capek sendiri. Hari yang menyenangkan bertemu orang yang menyenangkan.


Dari pantai Kute kami berkunjung ke GWK. Kemudian baru check in ke hotel. Aku baru bertemu Reyna dan lainnya di hotel. Aku tak sabar menceritakan pengalamanku ke mereka.
Setelah makan malam. Aku, Reyna, Umi dan Sisil, tanpa si kembar tentunya memilih berada di dalam kamar saja. Kami akan segera mengetahui siapa yang akan jadi pemenangnya.
Reyna bercerita bahwa dia dapat berkenalan dan berfoto dengan 2 bule.
"Sebenarnya aku bisa dapat lebih banyak dari itu. Tapi perutku tidak bisa di ajak kompromi. Mules terus."
Kasihan banget deh lu Rey … Sisil lebih parah lagi.
"Aku udah tarik orang yang kelihatannya orang Korea. Kulitnya putih pake kacamata hitam dengan memakai topi bundar lebar. Udah siap mau foto eh ternyata si Kriting. Uh! Malu banged aku. Pantesan aja di tarik diem aja. Aku kapok!"
kami tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Sisil.
Kalo Umi kaga usah ditanya. Dari awal emang dia nggak niat ikut. Kulihat Umi jalan-jalan bersama Varian saat di Kute. Nempel terus. Kemana-mana berdua.
Sekarang giliranku. Aku menceritakan pengalamanku. Aku tunjukkan hasil rekamanku. Mereka merasa isi tetapi juga terhibur melihatnya.
"Ya … ya … kamu pemenangnya." Kata Reyna sambil terus menonton video rekaman itu.
Yes ……… akulah pemenangnya. I'm the winner.

Hari-hari berikutnya di Bali kami berkunjung ke tempat-tempat yang menakjubkan. Budayanya, pantainya, adat istiadanya sangat menarik. Bali … top dech.
Tanpa terasa sudah hampir waktunya pulang kembali ke pulau Jawa. Semua membawa cerita masing-masing dari Bali.
Reyna. Dia berbelanja terlalu banyak. Beli bed cover saja 3 buah. Dia kerepotan membawa belanjaannya.
Sisil. Dia berhasil menemukan oleh-oleh unik untuk ayahnya. Sebuah pemantik api berbentuk sapi, jika dinyalakan akan mengeluarkan suara "mooooohh" panjang.
Umi. Entah jadian apa enggak. Umi dan Varian makin lengket saja. Pertemuan mereka di saat wisata ini sungguh membuat mereka semakin dekat.
Vario. Entah dengan anak itu. Entah berapa kaset yang dia hasilkan untuk merekam hal-hal yang nggak penting. Termasuk aku. Menyebalkan saat aku direkam waktu aku tidur. Uh! Dasar jahil!
Aku. Aku mendapat 3 kaos Joger. Lumayan kan. Sekaligus aku bertemu dengan orang-orang India itu. Itu sangat berkesan. Aku juga dapat teman baru. Vario dan Varian tentunya. Bali ………… I will back!"
Terima kasih Bali

TAMAT




NB        :            Cerita ini 90% khayalan, 5% kenyataan dan 5% kenangan.

Ditulis oleh Ayu Fitriyani / XII A



Komentar

  1. hmmm,,,,,aku mencoba menulis sebisaku,,,masih acak-acakan menurutku ,,,tapi,,,,ya bagaimanapun aku harus terus mencoba,,,,hehehe,,,maaf deh kalau hasilnya kurang baik atau bahkan jelek banget,,kikiki\

    BalasHapus
  2. Cerita itu aku tulis ketika aku masih di high school.. ketika aku semangatnya menulis.. dan produktif sekali, tidak seperti sekarang ketika kuliah :D ...biasalah cerita anak SMA ya kayak gitu... (ngakak juga bacanya. Cerita ini, saking semngatnya, aku minta tolong pada pacar temanku (yang notabene adalah guruku sendiri, tapi sekarang mereka sudah menikah dan punya anak) untuk ngetik ini, Ya ampun, dulu ketika gak ada fasilitas seperti sekarang aja, aku semangat banget nulis yaa.. kenapa sekarang malah tambah surut.. ya memang karena faktor sibuk juga sih..heheh yang jelas se 'enggak' banget tulisan kita, itu adalah tulisan kita, karya kita...jadi ya sudahlah. simpan saja :)

    BalasHapus

Posting Komentar

I will be happy reading your comment and response. Tell me what you think please :D

Postingan Populer