Impianku,,,,
Aku Ingin Bercerita
Tentang Impian
Kemarin aku
mendapat suatu pelajaran yang sangat berharga tentang arti dan makna perjuangan
, cita-cita, dan impian yang sesungguhnya. Aku selalu menganggap diriku adalah
seorang pemimpi. Ya. Itu memang benar. Aku adalah seorang pemimpi dengan
mempunyai banyak mimpi di angan-angan. Ingin ini dan itu.
Salah satu mimpiku
adalah aku ingin jadi penulis terkenal. Aku ingin bermanfaat bagi orang lain.
Aku ingin membuat pertengkaran panas menjadi sebuah perdamaian yang indah. Aku
ingin membuat suatu permusuhan menjadi persahabatan yang suci. Aku ingin
memadamkan api peperangan. Aku ingin merubah luka menjadi tawa, aku ingin
mengubah derita jadi bahagia, aku ingin benih-benih keputusasaan menjadi pohon
semangat yang tak pernah layu. Aku ingin menyatukan dua insan manusia yang
saling mencintai. Aku ingin keliling dunia. Itu semua hanya dengan tulisanku.
Aku sungguh-sungguh ingin menjadi penulis yang benar-benar berkualitas. Itu
adalah keinginanku. AKU INGIN MENJADI PENULIS .
Aku sudah menyukai
menulis sejak aku SMP. Aku ingat sekali waktu itu kelas tiga SMP. Aku menulis
beberapa cerpen di sebuah buku tulis. Hmm...anggap saja itu kumpulan cerpenku.
Selesai aku menulis cerpen, aku minta teman-temanku untuk membacanya. Tentu
saja aku
suruh mereka untuk menuliskan kritik dan saran yang tersedia di lembar yang
kosong.
Entah bohong atau
tidak, tapi mereka bilang cerpen-cerpenku bagus. Mungkin hanya judulnya saja
yang kurang tepat( sampai sekarang pun aku termasuk orang yang tidak kreativ
untuk memilih judul yang menarik). Bagaimanapun aku orang biasa, kalau dipuji
pastilah akan tambah semangat ingin menulis. Sejak itu aku mengikrarkan diri
untuk menjadi penulis. Dan aku aktif sekali menulis cerpen. Meskipun aku
menulisnya dengan tulisan tangan. Ide-ide muncul begitu saja. Mengalir deras
hingga bisa menghasilkan beberapa karya. Meskipun menurutku, cerpen-cepenku
benar-benar tak bernilai dan tak berkualitas. Tak punya makna. (Tapi jangan
dikira kau bercara seperti itu, sekarang aku sudah menghasilkan karya yang
berkualitas dan bernilai. Belum, aku belum bisa. Dan aku masih belajar untuk
menghasilkan karya yang benar-benar bagus). Bagaimanapun itu adalah karyaku,
oleh karenanya aku sangat bangga dengan diriku yang dulu. Meskipun fasilitas
terbatas karena tak punya komputer, tapi semangat menulisku tinggi sekali.
Selepas SMK, aku
jarang sekali menulis. Karena sekolahku jauh , di Salatiga, sedangkan rumahku
sendiri di
Ambarawa, maka produktivitasku akan menulis menjadi berkurang dan
perlahan-lahan menyusut, menyusut dan menyusut menjadi sangat kecil sekali.
Tidak memiliki semangat untuk menulis lagi. Aku terlalu capek dengan kegiatan
di sekolah. Biasanya aku sampai rumah ketika senja sudah nampak. Langit
berwarna kuning, indah sekali. Hmm...aku jadi rindu masa-masa itu. Ah, sudahlah,
masa itu sudah berlalu.
Sejak saat itu
semangatku akan menulis memang surut dan naik turun. Memiliki beberapa impian
alternative. Bahkan aku ingin menjadi seorang atlet. Badan sekecil ini menjadi
atlet???Yang benar saja. Waktu di SMK aku mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
karate.Dari dulu aku mendambakan ingin bisa karate. Aku terinspirasi dari tokoh
Ran dalam film conan. Keren sepertinya cewek bisa karate. Kelihatan dari luar
sangat cantik, lemah lembut, tapi bisa berantem.Waktu itu aku ingin seperti itu.
Kayaknya cool dan keren banget. Bahkan alasanku masuk ke sekolah itu karena ada
karatenya. Padahal itu diluar kabupaten. Hanya karena ada karatenya saja. Hmm...tapi
yang terjadi tidak seperti yang diimpikan. Bukannya jadi lembut dan cantik
malah lebih ke tomboy dan maskulin. Hahaha....Aku teringat karena effect
karate, aku jadi agak sedikit lincah (apa iya???). Waktu itu ada seorang
temanku selalu mengatakan hal yang nggak aku suka. Sudah tau aku tak suka, dia
tetap mengatakannya. Suatu hari, mungkin niatnya ingin mengagetkanku, dari arah
belakang, dia tiba-tiba muncul dan mengatakan hal itu dekat sekali dengan
telingaku. Reflect, tangan kananku bergerak dan tak sengaja aku menonjok
dahinya. Keras banget. Dia sampai terhuyung-huyung jalannya. Bener, aku tidak
sengaja. Setelah itu aku minta maaf kepadanya. Ya, siapa suruh mengagetkan dari
belakang kan?
Dari menjadi
penulis sampai ingin jadi atlet karate. Suatu ketika ada permasalahan internal
di dojo, hingga membuatku malas latihan, dan akhirnya aku pun berhenti sama
sekali dari kegiatan karate.
Bu Antari, ibu
bahasa Indonesiaku yang masih muda dan cantik mewajibkan untuk membaca buku
Tetralogi laskar pelangi. Belilau menceritakan buku itu dengan sangat
bersemangat dan menyakinkan. Beliau berkata bahwa buku itu sangat bagus, wajib
dibaca oleh pelajar. Beliau bilang kisah yang diceritakan itu adalah kisah
nyata. Aku adalah orang yang mudah sekali dipengaruhi. Jadi, aku jadi sangat
ingin membacanya. Meskipun aku berhenti menulis, tapi aku masih sangat suka membaca,
aku menjadi anggota perpustakaan daerah di Ambarawa. Dari perpustakaan itulah
aku mendapatkan banyak buku bacaan.
Aku mencari buku
itu di perpustakaan. Aku baru tau jika buku itu sedang booming waktu itu.
Sedang banyak dicari orang. Di perpustakaan kecil itu, buku laskar pelangi
diketahui masing-masing masih berjumlah satu. Dan ternyata aku harus ngantre
dan ngapling buku itu.
Pertama aku membaca
novel itu, aku langsung tertarik dan sangat sangat kagum. Dari situlah
semangatku akan menulis kembali muncul. Aku ingin menjadi penulis terkenal. Aku
ingin bermimpi, aku ingin terus belajar dan belajar. Aku ingin kuliah. Dan aku
ingin menggapai impian-impianku. Waktu itu aku impianku adalah “AKU INGIN
KULIAH” dan “AKU INGIN MENJADI PENULIS”.
Untuk menjadi penulis mungkin saja aku bisa
mewujudkannya.Tapi untuk bisa kuliah, rasanya kok mustahil. Keinginan kuliah
itu muncul saat aku mulai kelas tiga. Seandainya keinginan kuliah itu muncul
sejak aku kelas satu, mungkin saja orang tuaku bisa menabung terlebih dahulu,hingga
bisa membiayai kuliah yang begitu sangat mahal. Tapi semuanya telat. Keadaan
keluargaku nggak mungkin bisa mewujudkan keinginanku. Itu nggak mungkin. Tapi
entah mengapa aku yakin bahwa keinginanku itu bisa terwujud. Aku yakin aku bisa
kuliah, entah bagaimana caranya. Aku juga tak tau. Keadaan di rumah pun sedang
tidak bagus. Aku tak berani mengungkapkan keinginanku pada orang tuaku. Kemudian
aku teringat tentang novel laskar pelangi. Aku tak akan takut bermimpi. Pasti
ada jalan, entah bagaimana. Iya. Pasti ada jalan untuk bisa menggapai
cita-citaku.
Ah, terlalu
panjang. Terlalu panjang. Tangan ini, yang hanya berjumlah dua dengan sepuluh
jari saja, tak akan sanggup mengetikkan semua kata dan semua sehingga lengkap
menjadi seuah cerita. Ribuan kata akan memenuhi lembar demi lembar halaman yang
putih. Terlalu panjang.
Dan sekarang,
akhirnya pun aku bisa kuliah. Padahal jika dilihat dari kondisiku dan juga
keluargaku waktu itu tak mungkin aku bisa menempuh pendidikan di perguruan
tinggi. Seluruh keturunan keluargaku tidak pernah ada yang berpendidikan sampai
setinggi ini. Cita-citaku adalah aku ingin membawa perubahan dalam keluargaku.
Aku ingin mengangkat derajat bapak dan ibuku. Aku ingin membuat mereka bangga
dentgan prestasi-prestasiku. Setidaknya dari keluargaku ada yang bisa sedikit
dibanggakan. Bukan tujuan untuk pamer atau sombong kepada tetangga-tetangga,
hanya saja terlalu banyak sekali konflik dari dalam diri keluarga besar, dan
konflik itu benar-benar membuat keluarga besarku dipandang, ya, sebelah mata.
Hmm...meskipun itu hanya terjadi di keluarga kecil dari adik-adik ayah dan
ibuku, tapi aku dan juga keluargaku tentu saja akan kena dengan imej yang jelek
itu kan. Ah, terlalu rumit persoalan yang terjadi di keluargaku. Mungkin akan
seperti sangat sinetron sekali. Lho kenapa jadi nyritain keluarga ya?
Hmm...kembali kepada impianku. Alasan itulah aku sangat mempunyai keinginan
untuk menjadi penulis dan bisa terus melanjutkan sekolah hingga
setinggi-tingginya. Aku ingin bermanfaat untuk keluargaku.
Hmm...meskipun
kemampuanku dibanding yang lain biasa-biasa saja, aku akan terus berusaha dan
berlatih. Semangat yang surut kadang datang menghinggapi, rasa menyepelekan dan
mengabaikan hal-hal kecil sering aku lakukan. Dan semua itu adalah kelemahanku
dan hambatan terbesar dalam menggapai impianku. Bagaimana pun jika kau bertemu
dengan orang-orang luar biasa dan hebat semangatku kembali tersulut. Apalagi
jika aku mendengar atau membaca orang yang kurang mampu tapi bisa melakukan
hal-hal yang bisa dilakukan orang-orang yang mampu.
Hebat adalah jika
kita dalam keadaan yang sangat terbatas tapi kita bisa melakukan seperti yang
orang-orang yang berkecukupan. Orang miskin yang pintar menurutku lebih hebat
dibandingkan dengan orang pintar yang latar belakang keluarganya berkecukupan.
Orang yang mampu bisa memiliki fasilitas yang lebih untuk membuat orang itu
pintar, sedangkan orang yang tidak mampu, tidak memiliki apa-apa, karena
mungkin mereka sadar jika mereka kekurangan, sehingga dengan ketekunannya mereka
bisa seperti anak-anak yang lain. Aku bukan ingin mengatakan orang yang kaya
itu jelek atau tidak hebat, bukan. Mereka hebat, tapi lebih hebat adalah orang
yang terbatas dalam segalannya, tapi mampu melakukan hal-hal yang dilakukan
orang yang lebih beruntung.
Aku tau, kita
bukanlah orang paling menderita. Selama ini, kita, khususnya aku sering
beralasan, kita kan nggak punya ini jadinya nggak bisa kayak si dia yang
mempunyai ini. Bukan begitu, karena kita mungkin memiliki kekurangan, maka,
bukannya malah memakai alasan itu untuk tidak berusaha. Justru kita harus
memikirkan cara untuk bisa seperti mereka. Kita harus lebih bersemangat dalam
melakukan sesuatu. Usahakan dulu, jika kita memang kita sudah berusaha tapi
kita belum mendapatkan seperti yang orang lain dapatkan, mungkin Allah
mempunyai skenario lain. Dan tentu saja skenario Allah lebih indah dari
rencanaku dan juga kamu. Aku percaya jika usaha sekecil apapun pasti akan
membuahkan hasil.
Ya, memang mudah
sekali ya aku berbicara tentang semangat. Padahal semangatku pun sekarang sudah
banyak sekali berkurang. Oleh karena itu aku butuh teman-teman yang hebat yang
selalu menyemangati kita saat semangat kita surut. Butuh orang tua dan keluarga
yang akan mendukung kita. Aku tau, aku tak dapat hidup tanpa mereka. Aku ingin
sukses bersama-sama dengan teman-temanku. Kelak ketika aku sudah sukses
dankeinginanku terkabul untuk menjadi penulis terkenal, aku ingin melihat dan
bersanding dengan teman-temanku yang juga meraih kesuksesannya. Sukses itu
bahagia, jiika belum bahagia berarti itu bukan sukses yang sesungguhnya kita
cari. Kita harus berusaha dan instropeksi lagi, jika kita belum mendapat
kesuksesan yang sebenarnya. Kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan
setelah kematian. Aku ingin kita sama-sama ke surga.Amin. Tetap semangat!!!
Perjuangan belum berakhir....! SEMUA AKHIR PASTILAH KAN BAHAGIA...!!!
Ambarawa...Kamis,
21 Juli 2011,,11:13:08
Komentar
Posting Komentar
I will be happy reading your comment and response. Tell me what you think please :D