KEPINGAN HATI SABILA (CERPEN)
Aku bukanlah orang
yang suka Ge eR. Aku juga bukan orang yang mudah percaya ketika orang bilang
suka padaku. Aku merasa aku bukanlah termasuk cewek cantik idaman. Rambutku
pendek, aku gak suka pake rok, aku gak bisa dandan, dan aku gak pernah terlihat
anggun. Aku suka naik gunung, aku suka berantem, aku ikut tinju. Benar-benar
jauh dari idaman cowoklah. Aku sadar aku gak cantik, maka aku menolak dan
membentengi diriku dari segala pujian yang bilang aku cantiklah, manislah,
bagiku itu semua gombal.
***
Seminggu
terakhir tiba-tiba saja aku bertemu kembali dengan teman SMPku. Ah, bukan
bertemu tepatnya, tapi berhubungan kembali setelah sekian lama tidak bertemu.
Awalnya nggak sengaja. Waktu itu tiba-tiba dia nge-add facebookku. Dan sejak saat itu dia rutin nge-like dan comment statusku. Awalnya cuma komen-komen aja di status. Karena
dia suka komen statusku, maka aku pun tak sungkan-sungkan komen statusnya.
Lalu, dia berani nge-chat aku. Dan
pada akhirnya dia minta nomer hapeku. Jujur aku seneng, tapi juga gak mau dia
terlalu dekat sama aku. Menjalin hubungan dengan orang kayak dia nantinya malah
akan menyakiti diriku sendiri. Kenapa? Karena aku merasa aku gak cukup keren
kenalan sama dia. Bukannya aku merasa rendah diri dengan diriku. Sekali lagi,
aku suka diriku yang seperti ini, tapi aku tau sekali bahwa orang macam dia itu
tak mungkin mau temenan sama orang kayak aku, jadi lebih baik aku menghindar
bukan?
Yah,
meskipun hubungan kita sebelumnya sangatlah aneh. Tiga tahun aku sekelas sama
dia, tapi kita kayak nggak saling kenal. Aku pun nganggap dia terlalu sombong
dan sok keren. Ya iya sih, dia ganteng, pemain basket dan banyak orang yang ngefans sama dia, tapi bagiku dia sok banget.
Mungkin karena dia terlihat memiliki selera pertemanan yang tinggi. Cewek-cewek
yang cantik, cakep, tinggi, berambut panjang, dan anggun saja tak bisa
menyentuh hatinya, apa lagi aku? Jadi lebih baik aku tak menjalin hubungan
pertemanan sama orang macam dia. Tapi, sekarang setiap kali online pasti ada dia. Kalau aku sedang
tidak online, dia sms aku dan meminta
aku untuk online. Dan aku? Entah
Kenapa aku seneng-seneng aja, nurut aja ketika dia minta aku online.
Tanpa
sadar hubungan itu pun berlalu sangat intens.
Tiada hari tanpa bercanda dengannya. Dan aku mulai terbiasa dengan dia. Tak
terasa sudah satu bulan berlalu.
***
Suatu ketika di obrolan.
Ant Demont :Eh Snow…
Ayunda Sabila :Lho? Kok snow?
Biasanya manggil gue nyet.”
Ant Demont :Hmm… lagi pengen aja. Snow kan
artinya salju, kamu kan cantik kayak putri salju..”
Ayunda Sabila :Whaattt? :o gak
biasanya lu ngomong gitu. Pasti ada maunya.”
Ant Demont :Tapi, bohong.hahahaha”
Ayunda Sabila :Dasar lu -_-. Eh,
nama fbmu alay banget sih..ant demont”
Ant Demont : Ant itu kan dari
potongan nama gue…kalau demont itu …tau sendiri kan artinya, oh ya lupa..
rakyat jelata mana paham bahasa inggris? :D”
Ayunda Sabila : Sial! Iye,, iye,,
Ecieee yang komen-komenan sama Fara.
Ant demont : off
Ada
rasa khawatir dan tanda tanya besar memenuhi kepalaku, kenapa dia tiba-tiba off? Padahal aku ingin sekali tau
sebenarnya ada apa antara dia dan Fara. Beberapa hari terakhir mereka terlihat
akrab sekali. Dan aku hanya ingin tau aja. Aku enggak cemburu. Aku gak suka
sama dia, dia bukan tipeku. Hmm..lebih tepatnya mana mungkin dia bakalan suka
sama cewek tomboy kayak aku? Dari pada patah hati mendingan aku membentengi
diri agar tidak ada rasa suka. Titik.
***
Setelah
obrolan itu, dia tidak memberi kabar. Apa yang salah dengan pertanyaanku?
Jangan-jangan dia marah. Sudah dua hari dia tidak menghubungiku. Ah, tapi
kenapa aku jadi cemas dan gelisah begini? Aku merasa kehilangan. Tapi, aku pun
tak mau sms dia duluan. Gengsi dong. Dikiranya aku khawatir kali sama dia.
Ogah, ntar dia ke GE-ERan lagi. Tapi, dia kemana ya? Bahkan dia tidak terlihat
online ketika aku online. Biasanya habis isya dia online.
Aku memandangi layar computer. Alih-alih mencari
tugas, sebenarnya aku menunggu dia online. Dan tak sadar aku pun mulai kepo.
Aku membuka-buka profilenya. Dan, aku mulai sebal. Ternyata dia suka sekali
komen-komenan sama Fara. Sebenarnya dia dan Fara ada apa? Aku mulai gelisah.
Ant Demont : Eh Snow…
Yes!
Hatiku bersorak. Dia chat aku duluan.
Ayunda Sabila : hmm apa?
Ant Demont : Jutek banget sih neng
:D
Ayunda Sabila : Kemane aje lu?
Ant Demont : Kenapa? Kangen ya?
Ayunda Sabila : kagak..
Ant Demont : Ahahaha
Ayunda Sabila : Ecieee.. cieee..
faraaa
Ant Demont : Apaan sih? Cemburu ya?
Ayunda Sabila : kagak -_-
Ant Demont : offline
Haisshh…
sial sekali! Kenapa dia selalu saja sembarangan mengakhiri pembicaraan? Aku
jadi sebal. Ah, dia selalu menghindar ketika aku menyinggung tentang Fara.
Sebenarnya ada apa antara dia dengan Fara. Sekali lagi aku membuka profilnya.
Dia dan Fara keliatan akrab sekali. Ah, kenapa aku ribut soal ini? Memalukan.
Aku kan bukan siapa-siapa. Tutup Facebook. Bikin badmood saja.
Hmm…tapi
ada yang terasa hilang di sini, hati, rasanya marah dan jengkel. Kata temenku,
dibalik kata ciee, ada rasa cemburu. Apa benar aku cemburu? Ah!
***
Aku
memutuskan untuk tidak membiarkan hatiku terluka. Okey, ternyata aku memang
sudah mulai suka dengan dia. Tapi, aku belum yakin. Aku sendiri pun takut patah
hati. AKu sadar aku enggak cantik. Aku takut, ketika dia melihat aslinya diriku
nanti, dia akan kecewa. Dan aku tak pernah mau terlibat dengan rasa suka yang
semacam ini. Baiklah, aku akan mengabaikannya.
Aku
offline ketika dia online, jadi aku tak perlu membalas chatnya. Kemudian, aku pun
tak akan membalas smsnya lagi. Itu tekadku.
***
Seminggu
berlalu. Aku Berhasil mengabaikannya. Meski ada rasa aneh yang membuatku tak
tega mengabaikannya, tapi aku menekankan pada diriku bahwa itu untuk kebaikanku
sendiri.
Suatu
sore, tiba-tiba hapeku berdering. Telpon! Dia menelpon sekarang. Ah, lebih baik
aku tidak mengangkatnya. Aku abaikan telponnya dan fokus dengan film yang
sedang aku tonton. Lama kelamaan deringnya pun berhenti. Lalu, 1 message
received.
Snow.. Aku kerumahmu ya sekarang.
Aku dah deket nih. J
Aku
kaget bukan main. Apa? Dia ingin ke rumahku? Itu artinya dia akan melihatku?
Dia akan bertemu denganku setelah sekian lama. Dia akan bertemu denganku
setelah aku dan dia menjalani hubungan intens di dunia maya? Ah tidak!
Bagaimana kalau dia kecewa, ternyata aku sangat tidak cantik. Ah, tidak! Dia
tidak boleh melihatku yang sebenarnya. Aku terlalu malu. Buru-buru aku balas
sms itu.
Apaaa???!! Kagaaakkk! Aku gak di
rumah! Jangan ke sini. Awas kalau ke sini. Sent!
Tapi
rupanya pesan itu terlambat diterima. Dia sudah beberapa meter saja dari
rumahku. Dan aku sedang bersiap untuk kabur kemana saja, asalkan tidak di
rumah. Tapi, aku terlambat, begitu sampai ruang tamu, ternyata dia sudah ada di
depan pintu. Aku mematung. Tak bergerak. Sudah terlanjur, dia sudah melihatku.
Dengan
gayanya yang semakin keren. (Aku akui, dia semakin keren sekarang). Bandingkan
dengan diriku. Aku jadi semakin malu. Tapi, sudah terlambat.
“Katanya
pergi. Kok masih di rumah?” Katanya santai.
“Ini
baru mau pergi.” Aku berusaha mengendalikan perasaanku. Aku harus bagaimana
ini? Ah, akhirnya aku menyerah saja dengan keadaan. Biarlah dia melihatku, hal
itu malah akan membantuku untuk mengakhiri ini. Kalau setelah dia melihat wajah
asliku dia tidak menghubungiku, aku siap. Baiklah, aku memang tidak cantik. Dan
itu tidak masalah.
Kupersilahkan
dia masuk. Dan akhirnya kami ngobrol. Ngobrol canggung. Beda sekali ketika di dunia
maya yang sangat terasa akrab. Sungguh menyebalkan, setalah pertemuan ini,
rasanya aku tak berani untuk menghubunginya lagi. Pasti dia telah menyesal
melihatku. Ah, biarlah!
***
Dugaanku
benar. Sudah seminggu dia tidak menghubungiku sama sekali. Sesak sekali
rasanya. Ada yang hilang dan sakit di dada ini. Aku sudah tau akan begini
kejadiannya. Tapi, aku tak percaya bahwa akan sesakit ini rasanya. Lebih sakit
lagi ternyata benar, dia melihat cewek dari fisiknya, dia pasti ketakutan melihat
penampilanku. Bukankah harusnya dia sudah tau bahwa aku kayak gini? Aku memang
tidak cantik. Dan tak seharusnya aku menjalin hubungan apa pun dengan orang
macam dia. Kenapa kau melanggar peraturanku sendiri. Ah yasudahlah. Lupakan.
Baguslah, sebelum terlalu jauh, dia sudah tau kebenaran yang sesungguhnya. Tak
terasa air mataku mengalir.
***
Dua
minggu berlalu. Benar dia tak ada kabar, ternyata aku beneran suka dengannya. Seminggu
yang lalu, aku meng-unfriend pertemanan kami di facebook. Aku
ingin melupakan saja dia. Aku tidak ingin tau apapun tentang dia. Aku tidak
menyukainya, tapi aku merasa dipermainkan. Masih terasa sakit rasanya. Lupakan
lupakan!
Tapi
kemudian, dia tiba-tiba sms. 1 message received.
Tak kusangka ada temanku yang
begitu manis dan cantik. Hey! Kenapa kau unfriend pertemanan kita?
Sms
itu bagai petir yang menyambar di siang bolong. Sms macam apa ini? Dia bilang
aku cantik? Ah, dia pasti sedang menggombal. Enak saja! Dia pikir aku orangnya
ke Ge-eRan apa? Gak akan kemakan tau!
Kenapa? Naksir ya?
Sent!
Iya..kok tau sih J. 1 message received.
Aku
tak akan kemakan omonganmu. Enak saja. Aku bukan orang yang suka Ge eR.
***
Setelah
menghilang, dia kembali. Aku dan dia kembali intens berhubungan lewat
sms. Dia terus bilang bahwa aku cantik dan sebagainya. Selamanya aku tak akan
percaya. Dasar cowok!
Kamu cantik yun..bener deh. J1 message received.
Gombal. Aku gak percaya!
Sent!
Aku mulai jengkel dengan gombalannya. Aku
takut pada akhirnya pertahananku akan roboh. Aku enggak GR. Aku bukan orang
yang seperti itu. Aku menegaskan lagi. Aku gak percaya aku cantik. Itu semua
bohong!
Kamu beneran cantik. Serius deh.
Dan aku menyukaimu Snow. 1 message received.
Ini
sudah keterlaluan. Dia pasti mengerjaiku. Dia bilang dia suka aku? Bohong sekali!
Aahaha..gak kaget sih. Sent!
Sekalian saja.
Tapi, bohong ding! Ahahaha. :D1
message received.
Tuh
kan! Huh, aku sebal bukan main. Aku gak suka dia bilang “suka”, tapi aku lebih
jengkel lagi kalau dia bilang dia memang benar-benar tidak serius
mengatakannya. Aku dikerjai, dan aku tak akan kena lagi.
***
Berkali-kali
dia bilang suka sama aku. Inginku tidak mempercayainya. Tapi, ibarat batu yang
sedikit demi terkena tetes air, lama kelamaan juga akanada membentuk suatu
tanda di batu yang keras itu bukan? Begitu juga dengan aku. Aku pun mulai luluh
dan percaya. Dan aku pun mulai ‘lagi’ menyukainya. Aku percaya dia menyukaiku.
Aku menceritakan itu kepada sahabatku. Aku senang, dan aku bahagia. Kata
temanku, aku terlihat segar akhir-akhir ini. Lebih ceria dan bersemangat. Ya,
kata orang, begitulah orang jatuh cinta. Ah, apakah terlalu cepat aku bilang
ini cinta? Tapi, rasanya menyenangkan. Tiap
hari dia memujiku dan bilang aku cantik dan manis. Setiap hari kita
bercanda, meski hanya lewat sms, tapi rasanya menyenangkan. Aku tidak tau ini
cinta atau bukan. Tapi, aku terbiasa dengannya tiap hari. Rasanya ada yang
hilang jika sehari saja dia tidak ‘menggombaliku’ lewat smsnya. Tapi, aku tak
akan mudah dikerjai lagi.
***
Sepertinya
aku memang menyukainya. Aku sudah terbiasa dengannya. Kemarin, terakhir dia
mengatakan bahwa hanya aku cewek yang dekat dengannya. Sebelumnya, gak ada
cewek yang begitu dekat dengannya sedekat aku dan dia. Jujur, aku ingin sekali
tidak mempercayainya. Bahkan aku pun mengatakan kepadanya bahwa aku tidak
mempercayai yang dia katakan. Meskipun sejujurnya dalam hati aku merasa sangat
senang. Tapi, untuk mengakui bahwa aku sangat senang dengan semua itu. Tidak!
Aku terlalu gengsi dan aku tidak mau dibilang kepedeean. Lalu, dia bilang dia
menyukaiku. Lagi dan lagi. Dia bilang sudah berapa kali dia harus mengatakan
bahwa dia benar menyukaiku. Dia ingin aku percaya bahwa apa yang dia katakana itu
tulus dan tidak main-main. Tapi, aku tak akan mudah percaya! Meskipun faktanya
dalam hati, aku sudah percaya apa yang dia katakan, meskipun tidak seratus
persen percaya. Masih ada yang mengganjal. Yak, tapi akhirnya aku membiarkan
semuanya mengalir begitu saja.
Sebulan
berlalu. Sesuatu yang aku takutkan terjadi. Dia tiba-tiba menghilang. Dia
tiba-tiba tidak bisa dihubungi. Nomornya tidak bisa dihubungi. Sehari dua hari
tidak masalah. Ah, mungkin dia sedang sibuk. Lalu hari berganti minggu. Dan,
sudah hampir tiga minggu dia menghilang. Aku mulai menduga-duga. Kupikir dia
memang hanya mempermainkan aku. Aku takut dugaan itu benar. Rasanya aneh, ada
yang hilang.
Kemudian,
tak sengaja aku bertemu dengannya berada di sekitar tempat futsal. Sebuah
pertemuan yang sangat aneh. Suatu kondisi yang benar-benar tidak aku suka. Aku
ingin menanyakan kenapa dia menghilang. Tapi, aku takut dia akan mengira bahwa
aku menyukainya. Dia hanya tersenyum, ketika bertemu denganku, seperti tidak
terjadi apa-apa diantara kita. Seperti kita tidak pernah kenal sebelumnya, Apa
yang terjadi? Dia sungguh berbeda dengan dia yang selama ini berkomunikasi
denganku. Sial! Aku benar-benar dikerjai. Tapi, aku masih takut mempercayainya,
toh itu juga dugaanku saja. Aku ngrasa gak asing dengan cewek yang bersamanya
sore itu di tempat futsal. Ah, siapa dia? Ada hubungan apa cewek itu dengannya?
Sehari
setelah pertemuan itu. Tak sengaja aku melihat dia dan sahabatnya, Rio di suatu
acara basket sekolah. Kemudian tak sengaja aku mendengar percakapan mereka. Mereka
tidak menyadari bahwa aku berdiri di belakang mereka.
“Eh,
kamu ada apa sama Sabila?” Tanya Rio, teman dekatnya.
“Enggak.
Emang kenapa?”
“Dia
menatapmu aneh sekali. Gue rasa ada sesuatu diantara kalian. Sudah sejauh mana
hubungan kalian?
“Enggak.
Gue Cuma main-main aja Bro. Gue Cuma ngerjain aja. Ah elu mah terlalu serius.
Hahaha.”
Whaat?
Aku berlari mendahului mereka.
Glek!
Jleb! Jleb! Serasa ada Samurai yang mencabik-cabik. Sakit sekali. Sial!
Seharusnya aku tau bahwa dia cuma ngerjain aku aja. Apa salahku padanya hingga
dia begitu tega mengerjaiku? Rasa benci membuncah. Sesak. Sesak sekali.
***
Cinta itu masalah waktu. Kuatnya
cinta berbanding lurus dengan lamanya waktu. Jangan mudah memutuskan tentang
suatu perasaan jika sendiri tak yakin. Jangan mudah jatuh hati jika kau belum
siap dengan konsekuensinya. Jangan pernah jatuh cinta jika belum siap terikat,
jika tidak ingin jadi kepingan hati yang terluka. Dan jangan pernah bermain
hati dengan makhluk bernama perempuan.
SELESAI
Cerita ini adalah fiksi belaka. Cerita ini ditulis pada awal tahun 2011 ketika aku (mungkin) lagi masa masa kebanyakan nonton ftv ftv ama baca teenlit (wkwkwk). Ketika kutelusuri folder di laptop lamaku, banyak sekali cerita cerita seperti ini, yang sudah selesai lebih banyak lagi yang belum selesai. Tak kusangka dulu aku sangat produktif sekali menulis kayak gini (wkwkwk)
sebenarnya baca ini malu sendiri sih, tapi tak ada karya pertama yang bagus kan? Kalau kata bang panji kita tuh jangan takut untuk memulai berkarya. Jangan takut jelek, jangan takut dicaci, karena pasti JELEK!" wkwkwk bener kan?
kalau bagiku sih, semua orang berproses, jadi untuk menempuh anak tangga yang paling tinggi setidaknya kita harus berpijak ditangga yang pertama.
pokokknya semangat aja lah terus nulis meski gak ada yang baca, terus nulis meski jelek :v
Bogor, 8 Desember 2018
Aku baca ko bu, ceritanya seperti kisah nyata.. kaya elis dulu juga gitu hehehe😁
BalasHapusTerima kasih ya elisa udah baca.. 😊😊
Hapus